Ruwa Jurai

SMAN 1 Bandar Lampung Komitmen Jadikan Sampah Sekolah Bernilai Ekonomi

Kegiatan sosialisasi dan panel diskusi program kolaborasi Bank Sampah, di SMAN 1 Bandar Lampung, Jumat, 22 Agustus 2025.  DOK SEKOLAH

SMARTNEWS.ID – Pasca-diluncurkan program Bank Sampah Sekolah oleh Pemerintah Provinsi Lampung pada Kamis kemarin, SMAN 1 Bandar Lampung bergerak cepat menindaklanjuti program tersebut dengan menggelar sosialisasi, di sekolah setempat, Jumat, 22 Agustus 2025.

Sosialisasi dengan menghadirkan sejumlah mitra kerja sekolah, seperti Bank Sampah Sahabat Gajah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI), sebagai bentuk komitmen sekolah ingin menjadikan sampah sebagai produk yang bernilai ekonomis.

“Saya ingin seluruh siswa, guru dan staf sekolah mendukung program bank sampah. Sebanyak 20 siswa akan dilibatkan menjadi duta sampah untuk mensosialisasikan, mengedukasi, dan menggerakkan siswa lainnya dalam penerapan sampah,” ujar kepala sekolah setempat, Drs. Suharto, M.Pd, Jumat.

Menurut dia, keberadaan bank sampah sekolah tidak semata-mata mengelola sampah. Namun, sambung dia, pembentukan karakter baik pada siswa, serta mengajarkan siswa menjadi entrepreneur atau menciptakan peluang ekonomi dari sampah melalui pengembangan bisnis daur ulang sampah.

“Entrepreneur atau kewirausahaan mengenai hal ini adalah bagaimana siswa mampu mengelola dan membangun ekonomi yang bermula dari sampah, sekaligus membantu lingkungan sekolah menjadi lebih bersih,” ujar Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Bandar Lampung ini.

Baca juga: Pemprov Lampung Luncurkan Program Bank Sampah Sekolah SMA SMK Kota Bandar Lampung

Penerapan bank sampah sekolah, kata dia, akan dimulai pada September mendatang. Namun sebelum diterapkan, terlebih dahulu sejumlah siswa menjadi duta sampah akan diberikan pelatihan bagaimana proses seperti pemilihan, mengatur, menjual produk ke tangan pembeli, hingga literasi keuangannya.

“Program ini akan diberlakukan kepada seluruh siswa. Bahkan nantinya satu siswa diharapkan dapat membuka satu rekening bank yang nantinya rekening itu untuk menyimpan uang hasil dari penjualan sampah yang dihasilkan,” ujar mantan ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Lampung itu.

Ia mengaku optimis program bank sampah di sekolahnya dapat berjalan. Itu mengingat jumlah sampah yang bernilai ekonomis cukup banyak. “Siswa kami mencapai 870 siswa, bisa dibayangkan bekas sampah dari mereka setiap hari di sini mencapai tujuh kantong plastik besar, selama ini dibuang begitu saja,” katanya.

Suharto berharap, bank sampah sekolah ini juga mampu meningkatkan kesadaran dan mengedukasi siswa dalam pengelolaan sampah yang lebih baik dan bijak. “Konsep sesungguhnya bukan sekedar mengelola sampah, tapi nilai proses pembelajaran pada anak yang sangat penting,” tutur dia. (***)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close