Pemprov Lampung

Keragaman Budaya Warnai Lampung Fest 2025, Komunitas Kuda Lumping Tampil Meriah dari Siang hingga Malam

ISTIMEWA

SMARTNEWS.ID – Lampung Fest 2025 menjadi ruang besar bagi ekspresi budaya lintas daerah yang hidup dan berkembang di Bumi Ruwa Jurai.

Salah satu penampilan yang cukup menyedot perhatian pengunjung adalah atraksi kuda lumping atau jaranan, yang dibawakan oleh belasan komunitas dari berbagai kabupaten/kota di Lampung.

Pertunjukan kuda lumping tahun ini ditampilkan sepanjang hari, mulai pukul 11.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Pengunjung dapat menyaksikan ragam gaya dan kekuatan tradisi dari komunitas-komunitas kuda lumping yang hadir secara bergantian di panggung budaya.

Sesi siang menghadirkan Satrio Putro Legowo Natar (Lampung Selatan), Turonggo Tri Budoyo Tanjungsari (Lampung Selatan), Condro Dewi Kalianda (Lampung Selatan), Putra Jaya (Bandar Lampung), TCM Waway Karya (Lampung Timur), Langgeng Budoyo KS02 Bandar Jaya (Lampung Tengah), serta Rampak Bebas/Bekes Bareng.

Malam harinya giliran Turonggo Budoyo (Tulang Bawang Barat), Atmojo Budoyo (Pringsewu), Turonggo Wahyu Budoyo (Tulang Bawang Barat), dan Turonggo Tunas Mudo (Lampung Timur) menghidupkan suasana.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, menilai bahwa penampilan ini menjadi cermin kuatnya keragaman budaya di provinsi ini.

“Orang Lampung asal Jawa Timur telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial, budaya, dan pembangunan di Tanah Lado. Selain menjaga tradisi, mereka ikut menghidupkan ruang-ruang kebudayaan di Lampung,” ujar Bobby.

Ia mengutip pesan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal yang berulang kali menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan provinsi ini.

“Gubernur Mirza selalu mengatakan bahwa Lampung yang dihuni oleh berbagai etnis adalah bukti nyata bagaimana keberagaman justru melahirkan harmoni,” kata Bobby.

“Semua sudah menganggap Lampung sebagai rumah sendiri. Itu kekuatan besar yang harus dijaga bersama,” tambahnya.

Sepanjang pertunjukan, tiap komunitas menghadirkan atraksi terbaik, dari gerak tari sampai pola formasi. Tidak ketinggalan adegan trance, unsur khas yang menjadi ciri khas kesenian rakyat Jawa Timur ini.

Banyak penonton berhenti sejenak untuk menikmati penampilan yang menggunakan kuda anyaman bambu ini, bahkan ada yang mengikuti penampilan satu kelompok sampai selesai.

Menurut Bobby, padatnya pengunjung di area medium stage menunjukkan bahwa budaya tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.

“Yang membuat acara ini istimewa, komunitas-komunitas tersebut tampil sambil berlomba dengan penuh kegembiraan. Semangat mereka menular ke penonton. Ada energi kebersamaan yang sangat terasa,” tambahnya.

Kemeriahan ini dinikmati oleh warga sekitar Bandar Lampung, dan juga penonton dari berbagai daerah.

Sulastri (65), warga Karanganyar, Lampung Selatan, hadir bersama anak, menantu, dan cucunya.

“Kebetulan sekali datang pas jadwal kuda lumping. Sudah lama tidak lihat penampilan seperti ini. Sudah lama tidak pulang ke Jawa Timur, Lampung sudah jadi rumah sendiri,” tutur Sulastri.

Sementara itu, Johan (32), wisatawan asal Palembang, mengaku sengaja mampir ke Lampung Fest 2025 sebelum kembali melalui jalan tol.

“Saya cuma sempat nonton sekitar 15 menit, tapi puas sekali. Energinya luar biasa. Ternyata di Lampung banyak komunitas kuda lumping,” ujarnya.

“Liburan dua hari di Lampung berasa lengkap. Dapat alamnya, dapat kulinernya, dan dapat keragaman budayanya,” tambahnya.

Lampung Fest akan terus berlangsung hingga 25 November 2025 di PKOR Way Halim, Bandar Lampung, dengan rangkaian atraksi budaya setiap hari. (***)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close