ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID – Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., menegaskan, Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Unila ditargetkan menjadi rumah sakit pendidikan utama di Provinsi Lampung.
Hal ini sejalan dengan visi Unila untuk menjadi rumah sakit pendidikan unggul, berintegritas, dan berdaya saing dalam bidang pelayanan, pendidikan, serta penelitian guna mendukung peningkatan kesehatan masyarakat secara berkelanjutan di tingkat nasional dan internasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Rektor dalam Workshop Perencanaan Strategis Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Lampung, yang diselenggarakan, Senin, 21 Oktober 2025, di Lampung Marriott Resort, Pesawaran.
Kegiatan dihadiri para wakil Rektor Unila, jajaran Project Implementation Unit (PIU) RSPTN Unila, para dokter yang tergabung dalam Hospital Manajemen Konsultan berasal dari berbagai perguruan tinggi mitra Unila, jajaran Project Management dan Supervision Consultant (PMSC), serta narasumber dari Universitas Indonesia, antara lain Prof. Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, M.A.R.S., Dr. Vety Yulianty Permanasari, S.Si., M.P.H., dan Dr. Novita Dwi Istanti, AMK, SKM, MARS, FISQua.
Wakil Rektor Bidang PKSI Unila, Prof. Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., yang juga menghadiri acara dalam sambutannya menyampaikan, kehadiran RSPTN Unila bukan sekadar penambahan fasilitas, melainkan merupakan mandat institusional dan komitmen sosial yang besar.
“RSPTN berdiri di atas dua pilar utama, yakni pendidikan sebagai wahana pengembangan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan lainnya, serta pelayanan publik sebagai ujung tombak layanan kesehatan rujukan bagi masyarakat Lampung dan sekitarnya. Ini adalah wujud nyata tridarma perguruan tinggi yang akan melahirkan tenaga kesehatan unggul bagi bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Manajer PIU RSPTN Unila, Prof. Satria Bangsawan, menjelaskan, pembangunan RSPTN Unila merupakan bentuk nyata komitmen universitas dalam menghadirkan layanan kesehatan dan pendidikan kedokteran berkualitas tinggi.
“Dengan dukungan pemerintah dan Asian Development Bank (ADB), kami optimistis RSPTN Unila akan menjadi pusat unggulan yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan dunia akademik,” ungkapnya.
Diskusi dalam workshop menekankan pentingnya komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam memperkuat pilar utama keberhasilan RSPTN Unila.
Tata kelola yang transparan dan akuntabel diterapkan sesuai regulasi dan standar kesehatan tertinggi. Penguatan SDM dan layanan unggulan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Lampung secara menyeluruh.
Keberlanjutan finansial dijaga melalui model BLU yang efisien dan mandiri. Selain itu, sinergi antara pendidikan, penelitian, dan pelayanan mendorong lahirnya inovasi ilmiah yang mampu meningkatkan mutu serta dampak layanan kesehatan.
Melalui pendirian Integrated Research Center (IRC), RSPTN Unila diharapkan mampu menjadi pusat solusi kesehatan regional dan nasional, sekaligus mengangkat reputasi Universitas Lampung di tingkat global. (***)