UIN Raden Intan Lampung

Keikutsertaan Dosen FTK di Turki Mantapkan UIN RIL Jadi Kampus Islam Rujukan Internasional

ISTIMEWA

SMARTNEWS.ID – Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Oki Dermawan, menjadi satu dari 28 peserta Overseas Short Course on Research Methodology, Academic Writing, and Community Development ke Istanbul, Turkey.

Sebanyak 28 peserta diikutsertakan merupakan dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia yang lolos seleksi Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat (Litapdimas) pusat pada 2022.

Short course ini meliputi tiga bidang area yaitu overseas research methodology, overseas academic writing, and overseas community development yang akan difasilitasi oleh Research Centre for Islamic Economics (IKAM) in Istanbul, Turkey.

Oki mengungkapkan, meskipun baru bisa terlaksana di tahun 2023 ini karena berbagai faktor, namun tidak menyurutkan semangat untuk mendapatkan pelatihan tentang riset metodologi yang akan berlangsung selama dua pekan pada 9-22 Desember 2023.

Oki juga menjelaskan tahapan seleksi melalui Litapdimas yang telah ia lalui pada Kluster Short Course Overseas Research Methodology, diantaranya tahap administrasi, proposal riset hingga wawancara via platform Zoom.

“Harapannya, dengan terpilihnya sebagai perwakilan UIN Raden Intan Lampung di ajang internasional, akan semakin memantapkan UIN Raden Intan Lampung menjadi kampus Islam rujukan internasional,” ujar Dosen Manajemen Pendidikan Islam itu dikutip dari laman UIN Raden Intan Lampung, Senin, 11 Desember 2023.

Selain itu, Oki berharap outcome yang dihasilkan dari short course ini peserta dapat menjalin kolaborasi riset internasional atau visiting scholar di tahun yang akan datang.

Para peserta dilepas secara resmi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag RI Muhammad Ali Ramdhani di Tuscany Boutique Hotel Tangerang, Sabtu, 09 Desember 2023.

Prof Dani berpesan agar peserta short course dapat menemukan metodologi riset yang baru dan berbeda dengan metodologi yang didapatkan selama ini untuk diterapkan di Indonesia.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ahmad Zainul Hamdi berpesan agar peserta short course sebisa mungkin memanfaatkan peluang ini dengan belajar serius dan sungguh-sungguh serta dapat menghasilkan output dan outcome yang dapat dinikmati dan dicontoh oleh para dosen yang punya cita-cita melakukan hal sama.

“Tolong jangan lupa jaga nama baik diri,  lembaga masing-masing dan Kementerian Agama,” katanya. (***)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close