Bandar Lampung

Cerita Kepala Sekolah yang Tidak Mengikuti Pelantikan

Siap Diganti Hingga Muncul Istilah 'Kena Tumbur'

Sejumlah kepala sekolah berada di lingkungan SMAN 2 Bandar Lampung, usai mengikuti pelantikan, Jumat (24/4/2020).

SMARTNEWS.ID — Gubernur Lampung Ir. Arinal Djunaidi, telah melantik 158 Kepala SMA/SMK dan SLB, di GSG SMA Negeri 2 Kota Bandar Lampung, Jumat, 24 April 2020.

Dengan dilantiknya sejumlah kepala sekolah tersebut, artinya kurang lebih sebanyak itu pula pimpinan pada satuan pendididikan di Lampung akan berganti.

Karena sistem pelantikan tertutup, bahkan yang mengikutinya pun belum mengetahui akan ke mana, tentu menyisakan tanya bagi kepala sekolah yang tidak mengikuti pelantikan.

Sedangkan untuk mengetahui hal tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung, baru akan memberitahukannya pada pekan depan.

Dihitung dari pelantikan hingga pekan depan, katakanlah pemberitahuan penempatan sekolah oleh Disdikbud paling cepat Senin (27/4), artinya ada jeda selama 3 hari.

Selama 3 hari tersebutlah yang membuat para kepala sekolah yang tidak mengikuti pelantikan merasa waswas, karena bisa saja menjadi sasaran yang akan diganti.

Baca juga: Awal Ramadan Gubernur Lampung Lantik 158 Kepala Sekolah

Namun, banyak pula kepala sekolah yang siap untuk digantikan, serta berlapang dada dengan keputusan tersebut, karena menurut mereka jabatan merupakan titipan.

“Kalau saya, Insyaallah siap bila ternyata harus diganti,” ujar salah satu kepala SMA Negeri yang identitasnya enggan ditulis, kepada SMARTNEWS.ID, Sabtu (25/4/2020).

Menurut dia, kepala daerah dalam memilih kepala sekolah, sudah melalui pertimbangan, serta lebih dulu mengetahui rekam jejak calon, tanpa ada intervensi dari pihak manapun.

“Kalau katanya kepala sekolah yang dilantik kemarin merupakan hasil uji kompetensi pada Februari lalu, tentu prosesnya sudah tepat. Bila sebaliknya, entahlah,” gumamnya.

Lain hal dengan kepala sekolah lainnya. Ia yang juga meminta namanya tidak disebutkan dalam berita mengatakan, kepala sekolah yang akan diganti diistilahkan ‘kena tumbur”.

Karena kepala sekolah yang akan diganti tidak mengetahui sebelumnya. “Tinggal kami menunggu saja, apakah kena tumbur atau tidak, kalau begini sistemnya,” kata kepala SMK itu.

Sementara, Sekretaris Disdikbud Lampung Drs. Aswarodi, M.Si Jumat kemarin menegaskan, yang tidak mengikuti pelantikan bisa saja masih menjabat sebagai kepala sekolah.

Namun, hal itu juga bisa juga sebaliknya. “Saya sendiri saja belum tahu. Apakah yang tidak mengikuti pelantikan masih atau tidak. Kedua kemungkinan itu ada,” katanya. (**)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close