ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung (Unila) menggelar diskusi dan bedah buku Trilogi Kartini, karya Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro.
Kegiatan berlangsung di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat, Kamis, 12 Juni 2025, dibuka resmi Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T., didampingi Ketua LPPM Dr. Eng. Ir. Dikpride Despa, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng.
Prof. Suripto Dwi Yuwono dalam sambutannya mengatakan, buku ini bukan sekadar karya literasi, melainkan warisan pemikiran yang penting dalam menggali kembali nilai-nilai perjuangan, pendidikan, dan emansipasi yang diperjuangkan R.A. Kartini.
Ditulis tokoh nasional di bidang pendidikan, Prof. Wardiman, buku ini menjadi jendela refleksi untuk memahami Kartini secara lebih utuh, mendalam, dan kontekstual dengan tantangan zaman sekarang.
Prof. Wardiman dalam pemaparannya menjelaskan, Trilogi Kartini disusun untuk memperluas pemahaman atas gagasan-gagasan Kartini, melampaui simbolisme semata. Kartini diposisikan sebagai pemikir progresif dan kritis yang relevan hingga hari ini.
Diskusi dan bedah buku ini tidak hanya menjadi ajang akademik, tetapi juga momentum kebudayaan untuk merawat ingatan kolektif bangsa terhadap tokoh-tokoh berjasa. Kartini bukan sekadar tokoh sejarah, inspirasinya tetap hidup dan relevan dalam perjuangan emansipasi, keadilan sosial, dan kemanusiaan masa kini.
Salah satu narasumber, Dr. Bartoven Vivit Nurdin, M.Si., menyoroti pendekatan historis-konseptual dalam buku tersebut, khususnya cara Prof. Wardiman menautkan pemikiran Kartini dengan kebijakan modern terkait pemberdayaan perempuan dan pendidikan.
Diskusi yang dimoderatori Gita Paramita Djausal, S.IP., M.A.B., berlangsung secara interaktif, dengan berbagai tanggapan dari peserta. Hal ini menegaskan pemikiran Kartini tidak hanya layak diapresiasi, tetapi juga menjadi dasar refleksi pendidikan dan kesetaraan gender saat ini.
Kegiatan ini memperkuat komitmen Unila dalam mengembangkan wacana nasional melalui sarana literasi dan kebudayaan, serta menempatkan kembali Kartini sebagai tokoh pemantik dialog progresif di masyarakat.
Kegiatan turut dihadiri para dekan, direktur pascasarjana, kepala biro, kepala lembaga, serta anggota Darma Wanita Persatuan (DWP) Unila. (***)