Bandar Lampung

Gara-gara Tatapan Mata, Bogem Mentah Meluncur di Wajah ANM

Peristiwa Terjadi Saat Study Tour SMAN 9 Bandar Lampung di Yogyakarta

BANDAR LAMPUNG (smartnews.id) — Siswa SMA Negeri 9 Kota Bandar Lampung ANM, mengalami luka lebam di kedua matanya, akibat dipukul oleh rekan sekolahnya FRH siswa kelas XI IPS IV.

Peristiwa pemukulan itu terjadi di salah satu rumah makan di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta, saat keduanya mengikuti study tour sekolah, pada 11 Desember 2019.

Hingga kini, kondisi ANM masih mengalami sakit di bagian matanya, kendati pihak keluarga telah berulang membawanya ke rumah sakit. Namun, peristiwa ini belum selesai di tingkat sekolah.

Peristiwa ini diungkapkan Kartika Wardani, ibu dari ANM – korban pemukulan – usai diperiksa Penyidik Kepolisian Daerah (Polda) Lampung, kepada awak media, Rabu (22/1/2020).

Pemeriksaan itu dilakukan, berdasar aduannya kepada Polda Lampung, Nomor: STTP/B-1910/XII/2019/SPKT pada 13 Desember 2019 yang diterima Kompol Despan Afrizon, S.H.

Menurut dia atas pengakuan putranya, peristiwa itu bermula disaat ANM dan FRH, sama-sama hendak makan malam disalah satu rumah makan di Sleman Yogyakarta.

Ketika mengambil nasi, ANM lupa mengambil sendok makan. Saat hendak mengambil sendok, ANM berpapasan dengan FRH. Namun, tanpa sengaja keduanya saling bertatapan.

Dianggap memelototi, FRH menanyakan maksud dari ANM memelototinya. Dan seketika itu pula ANM dipukul oleh FRH berulang kali, hingga mengalami luka lebam di kedua matanya.

“Sebelum dibogem wajah anak saya, ditanya oleh FRH, katanya “ngapain lo melotitin gua“. Tanpa basa-basi anak saya dipukuli oleh dia. Untung kejadian itu segera dilerai,” ujar dia.

Usai peristiwa tersebut, menurut dia, anaknya langsung menghubungi ia dan suaminya. Karena mendengar cerita dan hasil foto yang dikirimkan, ia meminta anaknya pulang ke Bandar Lampung.

“Malam itu kami langsung belikan tiket pesawat kendati study tour belum berakhir. Dan esoknya anak kami sudah tiba. Melihat kondisinya, kami langsung bawa dia ke rumah sakit,” katanya.

Karena ini merupakan persoalan antarsiswa, menurut dia, pihak panitia study tour sekolah juga turut memulangkan pelaku pemukul putranya, ke orangtuanya di Bandar Lampung.

“Si pemukul juga akhirnya dipulangkan oleh panitia, atas persetujuan orangtuanya melalui pesawat terbang, sehari setelah kepulangan anak saya,” ujar dia seraya menahan emosi.

Setelah kepulangan, menurut dia, kedua orangtua FRH serta FRH itu sendiri, mendatangi kediaman ia dan suaminya, guna meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan FRH.

Namun, menurut dia, karena ini menyangkut prilaku yang dianggap sudah berlebihan sehingga menimbulkan cidera pada ANM, akhirnya ia menyerahkan persoalan kepada kepolisian.

“Saya melaporkan peristiwa ini agar hal ini tidak terulang. Sebagai ibu melihat kondisinya, rasanya teriris hati saya. Terlebih kata dokter, anak saya akan mengalami katarak lebih cepat,” katanya.

Atas peristiwa tersebut, ia juga menyayangkan sikap sekolah yang hanya menganggap persoalan ini biasa-biasa saja. Padahal menurutnya, peristiwa ini kejadian luar biasa.

“Sabtu lalu saya dipanggil Kepala SMAN 9 (Suharto). Dia hanya meminta persolan ini diselesaikan secara kekeluargaan tanpa ke ranah hukum. Itu salah satu pintanya,” ujar dia.

Selain itu, kepala sekolah juga meminta dirinya menghitung kerugian yang ditimbulkan atas peristiwa tersebut. “Memangnya kerugian anak kami bisa diganti dengan uang,” tegasnya.

Dia meminta, pihak sekolah tegas dalam penyelesaian persoalan tersebut. Karena peristiwa itu terjadi saat kegiatan sekolah yang juga turut diikuti para dewan guru.

“Saya sangat menyayangkan. Peristiwa ini terjadi sudah lebih dari satu bulan. Namun, belum ada langkah tegas dari sekolah. Saya minta pemukul anak saya diberi sanksi oleh sekolah,” pintanya.

Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Ketua Panitia Study Tour SMAN 9 Bandar Lampung Bambang, mengatakan persoalan siswa telah dimediasi kepada keduabelah pihak.

Hasilnya, kedua siswa telah berdamai secara kekeluargaan. “Pemukulan itu hanya salah paham saja. Kedua orangtua siswa telah bertemu dan berdamai secara kekeluargaan,” kata dia. (YUS)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close