Salah satu guru SDN 1 Gulak Galik, Dessi Meliani, S.Pd. ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID – Baru-baru ini, Kepala SDN 1 Gulak Galik Kota Bandar Lampung, Ernawati, S.Pd, viral di media sosial dan ramai pada pemberitaan media online lokal Lampung karena kepala sekolah tersebut dinilai arogan terhadap para gurunya.
Dugaan hal itu diungkap salah satu guru honorer sekolah setempat, Rafika Allodia, kepada media online karena tidak terima diingatkan kepala sekolah pada Jumat, 18 Oktober 2024, untuk tidak mengadakan tabungan dari siswa yang menjadi muridnya.
Namun, dugaan arogan dialamatkan kepada Ernawati, itu dibantah tegas sejumlah guru sekolah setempat, Kamis, 24 Oktober 2024. Menurut salah satu guru, Dessi Meliani, S.Pd, kepala sekolah bukan aragon, melainkan tegas menegakkan aturan.
“Saya menyaksikan kejadian saat kepala sekolah mengingatkan seluruh guru untuk tidak menarik tabungan kepada siswa saat rapat pada Jumat itu, termasuk kepada Rafika. Ibu kepala sekolah bukan arogan, justru mengingatkan hal baik,” katanya.
Ketegasan disampaikan kepala sekolah kepada seluruh para guru pada saat rapat itu, kata dia, agar para guru tidak terlibat dalam pelanggaran, terlebih mengadakan tabungan siswa telah dilarang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bandar Lampung.
“Sudah jelas dinas dan sekolah melarang. Bahkan, seluruh guru sekolah sudah menandatangani surat pernyataan pada Juli 2023 lalu, untuk tidak mengadakan tabungan, tetapi masih saja dilanggar sejumlah guru termasuk oleh Rafika,” bebernya.
“Atas dasar itu, kepala sekolah memberikan peringatan tegas kepada enam guru yang masih mengadakan tabungan termasuk Ibu Rafika. Namun ternyata ketegasan kepala sekolah dipersepsikan lain olehnya. Sedih saya mendengarkan,” sambung Dessi.
Ia juga sangat menyesalkan adanya informasi melalui media online dan media sosial yang menyebut sosok kepala sekolah arogan. Justru, kata dia, kepala sekolah seorang ibu yang tegas dan selalu menebarkan senyuman kepada para guru dan muridnya.
“Apalagi dalam narasi pada media itu disebutkan kepala sekolah akan memecat guru honorer yang lulusan SMA pada saat rapat. Itu tidak benar. Justru, kepala sekolah akan membela para guru bila tak melanggar aturan sekolah,” tegasnya.
Diselesaikan Kekeluargaan
Kepala SDN 1 Gulak Galik, Ernawati, S.Pd. ISTIMEWA
Sementara itu, Kepala SDN 1 Gulak Galik Ernawati, mengaku tidak pernah ada masalah dengan para guru termasuk kepada guru honorer bernama Rafika Allodia. Sebagai pemimpin sekolah, justru memberikan contoh baik kepada warga sekolah.
“Rafika Allodia sudah saya anggap seperti anak sendiri. Ketegasan yang saya sampaikan kepada seluruh guru termasuk kepadanya mengenai larangan mengadakan tabungan agar tidak disalahkan para pihak,” tutur dia seraya tersenyum.
Namun sayangnya, kata dia, ketegasan tersebut berbuntut panjang. Bahkan guru honorer Rafika menyeret ibunya dan pengacara, serta sejumlah awak media, mempersoalkan ketegasan yang disampaikan kepada para guru SDN 1 Gulak Galik.
“Sebenarnya ini persoalan internal dan bisa diselesaikan secara musyawarah di sekolah. Tetapi Ananda Rafika tidak terima dan membawa persoalan ini kepada keluarganya. Tetapi kami memakluminya,” ujar Ernawati, Kamis, 24 Oktober 2024.
Guna menyelesaikan permasalahan tersebut, Ernawati sudah bertemu dengan pihak keluarga dan pengacara Rafika untuk bermusyawarah pada Senin, 21 Oktober 2024. Namun sayangnya, musyawarah itu akan dicampuri pihak yang tidak ada kaitannya.
“Saya tidak melarang siapa saja yang ingin mengetahui persoalan ini, tetapi berikan kami waktu menyelesaikannya secara musyawarah. Dan itu juga sudah disetujui oleh pihak dari Rafika. Tetapi pada saat itu, ada yang ingin ikut-ikutan,” sesalnya.
Pihak yang dimaksud Ernawati adalah kehadiran sejumlah awak media yang tidak meminta izin kepadanya saat akan mengambil rekaman video dan gambar saat akan dilakukan musyawarah di ruang kerjanya tersebut.
“Kami memahami tugas wartawan karena dilindungi juga oleh undang-undang, tetapi juga mereka harus mematuhi kode etiknya. Maksud saya, izin dulu kepada pihak sekolah, apalagi mereka di hadapan saya, jangan asal ambil-ambil saja,” sesalnya.
“Waktu itu saya terpaksa meminta dua orang wartawan ke luar ruangan karena tidak mengindahkan permintaan saya. Tetapi setelah bermusyawarah, para wartawan itu buktinya saya izinkan lagi masuk untuk mendengarkan penjelasan kami,” lanjutnya.
Hasil dari musyawarah, katanya, semua pihak sudah saling memaafkan dan memaklumi kejadian tersebut. Bahkan, ia, Rafika dan ibunya, serta pengacara saling berpelukan dan berjabat tangan yang menandakan masalah telah diselesaikan.
“Sebenarnya sudah tidak ada masalah lagi di antara kami. Tetapi hari ini justru muncul pemberitaan negatif yang menyudutkan saya sebagai kepala sekolah. Bahkan di vidio yang beredar ada pernyataan dari Rafika juga yang menyalahkan saya,” herannya.
Rafika Undur Diri
Usai dilakukan musyawarah, pada hari itu Ernawati mengaku kaget karena adanya surat pengunduran diri Rafika sebagai salah satu guru di SDN 1 Gulak Galik. Katanya, surat itu ditemukan di meja kerjanya tanpa mengetahui orang yang membawa.
“Sebenarnya masalah itu sudah selesai, mengapa Ananda Rafika justru mengundurkan diri. Hingga saat ini saya belum mengizinkan Rafika mengundurkan diri sebelum ia benar-benar menyampaikan mengenai hal itu kepada saya langsung,” katanya.
Ernita juga mengaku masih memberikan waktu kepada Rafika untuk kembali mengajar di sekolah seperti biasanya. Untuk mengisi kekosongan, ia mengaku telah menugaskan guru untuk sementara waktu mengajar di kelas pasca-ditinggal Rafika.
“Kami masih berharap Rafika masuk bekerja. Namun, bila hingga akhir bulan Oktober ini ia tidak juga kembali, terpaksa sekolah mencari guru baru sebagai pengganti Rafika. Kalau itu tidak dilakukan sekolah, siswa akan terganggu pembelajarannya,” ujar dia.
Dirinya mengaku bahwa Rafika menjadi guru pada salah satu kelas di SDN 1 Gulak Galik, bersifat diperbantukan. Hal itu merupakan permintaan dirinya, mengingat pada waktu itu sekolah masing kekurangan guru.
“Sebenarnya Rafika itu pegawai honorer di perpustakaan sekolah karena ia merupakan lulusan SMA. Kalau guru-kan harus sarjana pendidikan, makanya ia hanya diperbantukan mengajar. Di Dapodiknya, ia petugas perpustakaan,” jujurnya.
Disdikbud Panggil Ernawati
Kabid Dikdas Disdikbud Bandar Lampung, Mulyadi Syukri, S.Sos. ISTIMEWA
Mendapati informasi yang berkembang di masyarakat atas viralnya kepala SDN 1 Gulak Galik yang diduga arogan terhadap para guru, Disdikbud Bandar Lampung bergerak cepat memanggil kepala sekolah tersebut ke dinas setempat, Kamis, 24 Oktober 2024.
Kepala Disdikbud Hj. Eka Afriana, S.Pd, melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Mulyadi Syukri, S.Sos, menjelaskan bahwa hasil dari pemanggilan terhadap kepala sekolah, Ernawati membantah dugaan arogan yang menyasarnya.
Ia mengatakan, sikap kepala sekolah terhadap para guru itu merupakan ketegasan guna mendisiplinkan guru yang masih mengadakan tabungan siswa. Sebab, lanjut dia, tabungan siswa telah dilarang oleh pihak dinas dan sekolah.
“Saya masih yakin kalau kepala sekolah ini tidak arogan. Mungkin bahasa yang disampaikan pada waktu rapat itu ada yang kurang pas, sehingga menimbulkan ketersinggungan di antara guru itu,” percayanya.
Menurut dia, larangan mengadakan tabungan siswa memang benar diminta pihaknya kepada sekolah se-Bandar Lampung sekitar tiga tahun lalu. Itu menindaklanjuti atas peristiwa yang terjadi pada salah satu sekolah di Pulau Jawa yang tidak mampu mengembalikan tabungan kepada siswa.
“Sebenarnya larangan mengadakan tabungan siswa sudah sering kami sampaikan kepada kepala sekolah saat melakukan rapat-rapat, tetapi hal ini masih terjadi di SDN 1 Gulak Galik. Oleh karenanya kepala sekolah menegur gurunya,” kata dia.
Guna mengusut peristiwa yang sebenarnya terjadi, pihaknya juga telah menerjunkan pengawas pembina sekolah untuk menggali informasi secara kompleks di sekolah tersebut. “Hari ini pengawas kami minta ke SDN 1 Gulak Galik,” ujar Mulyadi.
Bukan Arogan, Diduga Spontan
Pengawas Pembina SDN 1 Gulak Galik Ester Zega, S.Pd., M.M. ISTIMEWA
Sementara itu, Pengawas Pembina SDN 1 Gulak Galik Ester Zega, S.Pd., M.M, membenarkan bahwa ia ditugaskan kepala Disdikbud melalui kepala bidang pendidikan dasar untuk mendatangi sekolah tersebut.
Berdasar hasil wawancara bersama sejumlah guru dan kepala sekolah, ia mendapatkan tidak ada tindakan arogansi yang dilakukan kepala sekolah terhadap para guru saat melakukan rapat pada Jumat lalu.
“Jadi waktu rapat itu, kepala sekolah meminta kejujuran dari para guru mengenai tabungan siswa karena kepala sekolah mendengar masih adanya hal itu. Setelah bertanya, ada enam guru mengakui masih melakukan tabungan siswa,” katanya.
“Karena mendengar masih ada guru melakukan hal itu, mungkin kepala sekolah spontan menegur keenam guru itu. Teguran itu karena guru tidak mematuhi surat pernyataan yang ditandatangani mengenai pelarangan tabungan siswa,” lanjutnya.
Menurut dia, ketegasan kepala sekolah perihal tersebut karena para guru belum menerima kebijakan atas perubahan di lingkungan sekolah. “Mungkin ada guru yang tidak siap menerima perubahan dan itu akhirnya dianggap salah,” jelasnya.
Atas kejadian itu, Ester mengaku telah melakukan pembinaan terhadap guru termasuk kepala sekolah. “Saya berharap kejadian ini tidak terulang lagi. Saya juga sudah ingatkan kepala sekolah agar berkomunikasi secara baik ke seluruh guru,” katanya.
Rafika Memaafkan
Guru SDN 1 Gulak Galik, Rafika Allodia. TANGKAPAN LAYAR
Tak sampai pada penjelasan dari pihak SDN 1 Gulak Galik dan Disdikbud Bandar Lampung atas persoalan tersebut. Awak media ini pun juga meminta keterangan dari Rafika Allodia melalui sambungan telepon seluler pada Kamis petang, 24 Oktober 2024.
Rafika membenarkan bahwa sebelumnya antara dirinya dan kepala sekolah Ernawati ada sedikit persoalan. Namun, persoalan itu telah diselesaikan dengan bermusyawarah secara kekeluargaan pada Senin, 21 Oktober 2024.
“Iya benar banget mengenai informasi itu, tetapi saya dan guru honorer lainnya juga sudah meminta maaf kepada kepala sekolah,” kata dia yang mengaku pada saat dihubungi sedang dalam perjalanan.
Disinggung mengenai pengunduran diri dari sekolah, Rafika juga membenarkan hal tersebut. Namun sayangnya, ia tidak menjelaskan alasan di balik pengunduran dirinya itu. “Iya, saya sudah mengajukan pengunduran diri dari sekolah,” singkatnya.
Ditanyai mengenai permintaan kepala sekolah untuk kembali mengajar, Rafika mengaku tidak ingin lagi. “Enggak dulu,” katanya seraya mematikan panggilan telepon yang dilakukan awak media ini secara tiba-tiba itu.
Tak berselang lama, awak media ini kembali menghubungi Rafika untuk kembali menanyakan lebih lanjut mengenai persoalannya di sekolah. Namun sayangnya, ia enggan untuk melayani pertanyaan awak media ini melalui sambungan telepon seluler.
“Gini saja, kebetulan saya ini sedang di jalan. Silahkan datang saja ke rumah untuk mewawancarai saya lebih lanjut. Rumah saya di belakang Kampus Polinela, nanti saya shareloc alamatnya,” janji dia.
Namun sayang, hingga berita ini diturunkan, Rafika belum juga membagikan alamat yang dijanjikan. Padahal, awak media ini ingin datang ke kediamannya guna menggali lebih dalam mengenai persoalannya dengan kepala SDN 1 Gulak Galik. (TIM)