DOK
SMARTNEWS.ID – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengusulkan kepada Menteri Perhubungan RI untuk menghentikan pengiriman batu bara hususnya yang menggunakan angkutan truk tidak lagi melalui Pelabuhan Panjang.
Usulan ini disampaikan sebagai respons atas maraknya truk batu bara dari Sumatera Selatan yang melintasi jalan-jalan di Lampung.
Menurut gubernur, aktivitas tersebut tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan karena banyak truk yang masuk kategori over dimension over poad (ODOL).
“Padahal seharusnya mereka lewat jalan khusus,” ujar Mrza saat ditemui di Masjid Raya Al-Bakrie, Jumat, 12 September 2025.
Ia menilai batu bara dari luar daerah tidak memberikan kontribusi ekonomi yang berarti bagi Lampung.
“Tidak ada manfaatnya bagi Lampung, kecuali dari PT Bukit Asam yang selama ini sinergi dengan Pemprov,” tegasnya.
Gubernur menyebut Kementerian Perhubungan sedang mengkaji usulan penghentian ekspor batu bara non-Bukit Asam dari Pelabuhan Panjang.
Jika disetujui, ia berharap volume truk batu bara yang melintasi Lampung akan berkurang drastis.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Bambang Sumbogo, membenarkan bahwa Gubernur meminta agar pengangkutan batu bara tidak lagi melalui pelabuhan lokal.
“Hari ini sudah disampaikan, pelabuhan langsung merespons bahwa ekspor tidak ada, tapi bongkar muat antar pulau masih berlangsung,” ujar Bambang di Kantor Gubernur.
Ia juga mengatakan sedang memantau jalur-jalur rawan truk ODOL, seperti di wilayah Way Kanan.
Sebagai solusi jangka panjang, Pemprov mendorong percepatan pembangunan jalur kereta api ganda (double track) untuk angkutan batu bara.
“Contohnya seperti Bumi Waras, mereka pakai tongkang lewat laut, itu yang ideal,” jelasnya.
Pemprov berharap usulan ini segera direspons pemerintah pusat demi keselamatan warga dan kelestarian infrastruktur Lampung. (RLS)