DOK
SMARTNEWS.ID – Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) akan membuka pengamatan fenomena astronomi langka, Gerhana Bulan Total yang diprediksi akan terjadi pada, Selasa, 8 November 2022.
Fenomena Gerhana Bulan total kali ini diprediksi dapat diamati dari seluruh area di Samudera Pasifik dari Amerika Selatan, Amerika Utara, Siberia, Asia Timur, Asia Tenggara, dan juga Australia.
OAIL ITERA akan membuka pengamatan di dua tempat sekaligus, yaitu di Arena Lampung Fair, PKOR Way Halim Bandar Lampung, tepatnya di area terbuka depan Kantor Dewan Kesenian Lampung, dan di sekitar Embung C Kampus ITERA. Kedua pengamatan langsung tersebut dapat diakses oleh mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum secara gratis.
Satu pengamatan secara virtual juga akan dilakukan OAIL bersama host Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) dalam acara Piknik Malam Bersama Bloodmoon: Bincang Santai dan Observasi Gerhana Bulan Total.
Kepala UPT OAIL Dr. Hakim L Malasan, M.Sc., dalam keterangan persnya menyampaikan, fenomena Gerhana Bulan Total akan melewati beberapa fase yaitu: (1) Awal masuknya Bulan ke penumbra (bayangan samar) Bumi; (2) Awal masuknya Bulan ke umbra (bayangan tegas) Bumi; (3) Awal puncak gerhana; (4) Puncak gerhana; (5) Akhir puncak gerhana; (6) akhir Bulan keluar dari umbra, dan (7) akhir Bulan keluar dari penumbra.
Fase pertama, awal Bulan masuk ke penumbra Bumi terjadi pada saat Bulan belum terbit, yaitu pada pukul 15:47 wib. Selanjutnya yaitu fase gerhana sebagian dimulai pada 16:44 wib. Bulan akan terbit di Bandar Lampung pada pukul 17.47 wib dalam kondisi gerhana bulan sebagian.
“Pada pukul 18:11 WIB Bulan akan masuk fase gerhana total, dan puncaknya pada 18:18 WIB, dan berakhir pada 18:25 WIB,” ujar Hakim, Sabtu (5/11/2022).
Selanjutnya, Gerhana akan terus berlangsung dengan fase sebagian hingga pada pukul 19:52 WIB, dan akhirnya Bulan akan keluar sepenuhnya dari bayangan Bumi (penumbra) pada pukul 20:49 wib.
Pada pukul 18:11 wib Bulan akan masuk fase gerhana total, dan puncaknya pada 18:18 WIB, dan berakhir pada 18:25 wib.
“Di seluruh wilayah Indonesia, fenomena dapat diamati. Akan tetapi, tidak ada wilayah di Indonesia yang dapat mengamati proses terjadinya secara keseluruhan dari awal masuknya Bulan ke bayangan samar Bumi (penumbra) hingga akhir,” katanya.
“Kita di Indonesia, hanya dapat menyaksikan gerhana ini ketika bulan sudah masuk ke dalam penumbra maupun umbra Bumi ketika di Lampung, kita dapat mulai mengamati gerhana ini ketika Bulan baru terbit, yang mana ketika itu fase gerhana sudah pada fase puncak gerhana total,” sambung Hakim.
Hakim menambahkan, pada saat gerhana bulan total terjadi, Bulan akan berwarna kemerahan. Hal ini disebabkan adanya cahaya Matahari yang lolos melewati dan dibelokkan oleh atmosfer Bumi, sehingga Bulan menjadi berwarna kemerahan. (***)