Humaniora
Itera Miliki Peran Besar dalam Konservasi Alam di Pulau Sumatera
SMARTNEWS.ID — Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Ir. Wiratno memproyeksikan peran besar Institut Teknologi Sumater (Itera) dalam konservasi alam di Pulau Sumatera.
Hal tersebut didukung dengan berbagai keilmuan dan teknologi yang terus dikembangkan Itera sesuai dengan kebutuhan Sumatera, serta visi Itera menjadi kampus berwawasan hutan (forest campus).
Itu disampaikan Dirjen KSDAE saat memberikan kuliah umum secara dalam jaringan bertajuk Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia yang diadakan Program Studi Rekayasa Kehutanan Itera, Sabtu (17/10/2020).
“Kita adalah negara yang sangat kaya sumber daya alam, akan tetapi kita tidak boleh terlena dengan kekayaan tersebut. Saya proyeksikan peran Itera sangat besar sekali dalam mendukung konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Sumatera,” ujar Ir. Wiratno, yang memberikan materi kuliah umum dari lereng Gunung Merapi, Jawa Tengah.
Dalam kuliah umum yang diikuti lebih dari 300 peserta, dari seluruh Indonesia tersebut, pemateri yang merupakan Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) juga mengapresiasi pendirian program studi di Itera yang selaras dan dapat mendukung program konservasi Ditjen KSDAE, seperti Prodi Rekayasa Kehutanan, Teknik Geologi, Sains Lingkungan Kelautan, Farmasi, dan lainnya. Serta program konservasi tumbuhan Sumatera yang dilakukan Itera dengan membangun Kebun Raya Itera seluas 75 ha.
Untuk menguatkan peran Itera dalam konservasi alam di Sumatera, dan nasional, Dirjen KSDAE menyampaikan dalam waktu dekat dirinya akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara Itera dan Ditjen KSDAE Kementerian LHK. “Kami sedang diskusikan dengan Menteri LHK dan semoga dalam waktu dekat saya dapat datang ke kampus Itera untuk melakukan penandatanganan MoU,” ujar Ir. Wiratno.
Dalam sesi pemaparan materi yang dimoderatori oleh Dosen Prodi Rekayasa Kehutanan Arief Juniarto, S.Hut., M.Si., Dirje KSDAE menyebut kawasan koservasi di Indonesia saat ini mencapai 27 juta kawasan yang tersebar di seluruh daerah. Pulau Sumatera adalah salah satu kawasan konservasi terbesar, mulai dari Leuser, Kerinci, Gunung Anak Krakatau, hingga Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang telah ditetapkan sebagai world hertiage.
Untuk itu, menurut Ir. Wiratno diperlukan pemimpin-pemimpin baru yang kelak akan melanjutkan konservasi di Indonesia. “Konservasi adalah bagaumana membangun kesadaran kolektif, untuk itu peran serta kampus, akademisi, hingga mahasiswanya sangat ributuhkan. Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi,” ujar Wiratno. (RLS)