ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID – Pemerintah Kota Bandar Lampung kembali akan menertibkan 26 bangunan yang tersebar di 13 kecamatan di Bandar Lampung yang berdiri di atas saluran air atau drainase.
Adapun 13 kecamaatan tersebut meliputi Tanjung Senang, Rajabasa, Way Halim, Labuhan Ratu, Kedaton, Sukarame, Sukabumi, Enggal, Tanjungkarang Timur, Tanjungkarang Barat , Telukbetung Selatan, Telukbetung Barat, dan Langkapura.
Ketua Satgas Penertiban Bangunan, Antony Irawan, mengatakan penertiban yang dilakukan secara preventif itu agar tidak kembali terjadi banjir di sekitar Bandar Lampung.
“Sebagian masyarakat telah memiliki kesadaran akan dampak buruk dari perilaku ilegal tersebut. Namun, ada juga warga yang menolak penertiban dengan alasan tempat tinggal atau karena telah lama menghuni area tersebut,” katanya, Kamis, 13 Maret 2025.
Meski ada penolakan dari sebagian kecil masyarakat, namun pihaknya tetap akan melakukan penertiban sesuai dengan instruksi Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana.
“Kami berharap masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga lingkungan bersama demi mencegah bencana banjir di masa mendatang,” katanya.
Menekan risiko bencana banjir, Pemkot Bandar Lampung juga melakukan pemasangan box culvert serta normalisasi sungai di enam titik.
“Pemasangan box culvert dilakukan di saluran air Jalan H. Ismail, Kecamatan Rajabasa, dan Jalan Sultan Agung, Kecamatan Way Halim,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bandar Lampung, Dedi Sutioso, menyatakan meskipun musim penghujan telah berlalu, pihaknya akan tetap melakukan normalisasi sungai dan pemasangan box culvert.
“Di Way Halim ada dua titik pemasangan box culvert, semoga ketika hujan turun tidak ada lagi genangan di jalan,” jelas Dedi.
Normalisasi sungai serta pembangunan talud juga dilakukan di aliran sungai Kecamatan Kedamaian, Way Halim, dan Rajabasa. Pembersihan sedimentasi sungai dilakukan menggunakan alat berat milik Pemkot Bandar Lampung.
“Berdasarkan perintah Wali Kota Bunda Eva, normalisasi sungai terus dilakukan. Pengerjaan dilakukan secara bertahap mulai dari hulu hingga hilir,” kata Dedi Sutioso. (***)