Perguruan Tinggi

Temu Wicara Nasional Mahasiswa Kehutanan Unila Perkuat Hadapi Iklim Global

ISTIMEWA

SMARTNEWS.ID – Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila) menggelar kegiatan Temu Wicara Nasional Mahasiswa Kehutanan (Sylva) Indonesia, di Aula Gedung Dekanat Fakultas Pertanian, Rabu, 25 Juni 2025.

Mengangkat tema “Regenerasi Alam: Solusi Berbasis Alam melalui Mitigasi dan Adaptasi Iklim”, kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi mahasiswa kehutanan untuk berdiskusi dan memperkuat peran mereka dalam menghadapi krisis iklim global.

Kegiatan ini dibuka resmi Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Lampung, Prof. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T. Prof. Suripto dalam sambutannya menyampaikan, tema yang diangkat tahun ini sangat relevan dan mendesak.

Perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan. Saat ini dampaknya sudah dapat disaksikan secara langsung. Seperti kebakaran hutan, krisis air, terganggunya rantai pangan, hingga ancaman terhadap keanekaragaman hayati.

Namun alam memiliki kapasitas untuk pulih—jika kita memberi ruang. Maka solusi berbasis alam, seperti restorasi ekosistem, pengelolaan lanskap berkelanjutan, dan konservasi berbasis masyarakat, menjadi jalan tengah yang paling bijaksana.

Sebagai narasumber, Awal Budiantoro, S.Hut., M.Eng. dari Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Arifadi Budiarjo dari April Group, Prof. Ir. Cristine Wulandari, M.Sc., Ph.D. Guru Besar Kehutanan Unila, Erlangga Muhammad dari GAIA Indonesia, serta Annisa Despitasari dari WALHI Indonesia.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Lampung, Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas, Kepala Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Project manager Folu Net Sink 2030, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di wilayah Provinsi Lampung, Dekan FP Unila, Ketua Jurusan Kehutanan FP Unila, serta Ketua Ikatan Alumni Sylva Indonesia (Ikasylva).

Narasumber memaparkan materi tentang urgensi solusi berbasis alam (nature-based solutions) dalam merespons perubahan iklim yang semakin kompleks.

Ia menjelaskan, pendekatan berbasis alam mencakup pemulihan ekosistem, pelestarian keanekaragaman hayati, serta integrasi tata guna lahan yang adaptif terhadap perubahan iklim.

Dalam konteks ini, hutan tidak hanya dipandang sebagai penyerap karbon, tetapi juga sebagai sistem pendukung kehidupan yang menyuplai air, udara bersih, dan stabilitas iklim regional.

Narasumber juga menyoroti bagaimana mahasiswa kehutanan dapat mengambil peran strategis dalam skema mitigasi dan adaptasi, baik melalui riset, pemberdayaan masyarakat, maupun advokasi kebijakan.

Ia mendorong peserta untuk mengembangkan proyek-proyek restorasi hutan berbasis komunitas serta memperkuat jejaring antarorganisasi mahasiswa kehutanan sebagai bentuk kolaborasi dalam menghadapi tantangan global.

Sesi diskusi mengupas lebih dalam praktik-praktik keberhasilan regenerasi alam yang telah dilakukan di berbagai wilayah, termasuk penggunaan sistem agroforestri, reforestasi berbasis partisipatif, dan konservasi berbasis kearifan lokal.

Peserta juga diajak untuk memahami pentingnya membangun narasi positif tentang peran hutan dalam agenda iklim nasional dan global. Melalui kegiatan ini, Sylva Indonesia menegaskan komitmennya dalam membentuk generasi kehutanan yang peduli, kritis, dan mampu menawarkan solusi inovatif terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim.

Temu wicara ini menjadi ruang kolaboratif yang memperkuat semangat regenerasi dan keberlanjutan, yang tidak hanya ditanamkan dalam ruang kuliah, tetapi juga diwujudkan dalam aksi nyata di tengah masyarakat. (***)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close