Pendidikan

Meski Minim Siswa, SDN 1 Gedong Meneng Tetap Ingin Dipertahankan Masyarakat

DOK

SMARTNEWS.ID – Pada tahun ajaran baru 2025, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, hanya mendapatkan 5 siswa baru. Jumlah siswa itu berdasar sistem penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2025/2026.

Kondisi tersebut diduga disebabkan banyak penduduk asli setempat telah berpindah. Sementara, rumah masyarakat yang ditinggalkan beralih ke pemilik lain, dan sebagian dijadikan tempat indekos untuk mahasiswa.

Di sisi lain, warga pendatang yang memiliki anak menginjak usia sekolah, tampak tertarik menyekolahkan anak-anaknya pada satuan pendidikan berstatus swasta yang berada di sekitar Kecamatan Rajabasa dan sekitarnya.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bandar Lampung bersama unsur pemerintah tingkat kecamatan dan kelurahan, serta masyarakat setempat, telah berupaya mensosialisasikan keberadaan SDN 1 Gedong Meneng kepada masyarakat.

Namun, lagi-lagi hingga tahun ajaran baru 2025, sekolah hanya memperoleh 5 siswa baru. Disdikbud telah menawarkan kepada masyarakat menggabungkan SDN 1 Gedong Meneng dengan sekolah lain. Namun, masyarakat tetap ingin mempertahankan sekolah.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Bandar Lampung, Mulyadi Syukri, mengatakan minimnya pendaftar pada SPMB di SDN 1 Gedong Meneng, Jalan Lada 3, Nomor 19, Kelurahan Gedong Meneng, sudah dirasakan dalam beberapa tahun terakhir.

Hal itu diakibatkan minimnya penduduk lokal yang mengakibatkan anak usia sekolah berkurang jauh dibanding beberapa tahun sebelumnya. Bahkan pada tahun ini, kata dia, siswa hanya memperoleh 5 siswa baru.

“Kami bersama masyarakat setempat sudah berupaya mencarikan siswa, namun anak menginjak usia sekolah sangat jarang. Kalaupun ada, masyarakat pendatang menyekolahkan anaknya di sekolah swasta,” kata dia, Selasa, 15 Juli 2025.

Akibat kondisi tersebut, pihaknya tidak bisa memaksakan pilihan masyarakat. Bahkan, dinas pernah menawarkan kepada masyarakat menggabungkan sekolah tersebut dengan sekolah lain, namun tidak diinginkan masyarakat.

“Sebetulnya kalau kondisi demikian sebaiknya sekolah itu di merger, tapi dari masyarakat sendiri belum mau mendukung karena sekolah itu satu-satu di daerah tersebut. Sementara waktu kami menundanya hingga menunggu perkembangan ke depan,” kata dia.

Dampak dari minimnya siswa di SDN 1 Gedong Meneng, lanjut dia, operasional sekolah cukup terganggu. Pasalnya, bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah pusat yang dikucurkan tidak mencukupi untuk kebutuhan sekolah.

“Sebenarnya kami prihatin. Bayangkan, menggaji guru honorer per orang dalam per bulan hanya Rp400 ribu, itu karena kondisinya. Karena minimnya dana, sekolahpun tidak mampu melakukan rehab ringan seperti mengecat gedung sekolah,” ujarnya.

Meski kondisinya demikian, pihaknya tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi masyarakat yang bersekolah di SDN 1 Gedong Meneng. “Jangankan lima siswa, satu siswa pun yang bersekolah, kami tetap akan layani,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala SDN 1 Gedung Meneng Meliyani, mengaku jumlah keseluruhan siswa-siswi di tempatnya sebanyak 48 orang. Secara perinci kelas 1 sebanyak 5 siswa, kelas 2 (5), kelas 3 (7), kelas 4 (12), kelas 5 (9), dan kelas 6 (10).

Meski minim siswa, ia secara tegas menyatakan semua guru mengajar para siswa dengan baik. “Alhamdulillah semua tenaga pengajar disini memberikan materi pada siswa dengan baik, artinya tetap semangat meski kondisi murid yang minim,” ujarnya. (***)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close