SMARTNEWS.ID – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus memperkuat mutu layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan mendorong percepatan pemenuhan kualifikasi akademik guru melalui program beasiswa S-1/D-4 dan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Upaya ini menjadi langkah strategis untuk memastikan seluruh guru PAUD di Indonesia memenuhi standar kompetensi sebagaimana diamanatkan regulasi, sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat satuan pendidikan.
Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (PAUD PNF), Kemendikdasmen, Suparto, menyampaikan bahwa peningkatan kualitas SDM guru merupakan bagian penting dari upaya perbaikan layanan PAUD di seluruh Indonesia.
“Jadi saat ini 637.445 guru se-Indonesia. Itu masih banyak guru-guru kita yang belum S1. Di TK formal sendiri ada 98.032 guru yang belum S1,” ujar Suparto.
Ia menegaskan bahwa pembangunan pendidikan tidak dapat hanya bertumpu pada tata kelola, kelembagaan, atau infrastruktur, melainkan harus sejalan dengan penguatan kapasitas guru.
“Ketika kita bicara tentang pendidikan bermutu untuk semua, maka kita tidak hanya fokus pada penataan kelembagaannya, infrastrukturnya, tata kelolanya, itu tidak bisa memiliki makna apa pun kalau kemudian kita tidak menguatkan pada aspek SDM dalam hal ini guru. Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 itu menegaskan bahwa seorang guru harus memiliki minimal kualifikasi S1,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut amanat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui Direktorat Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTK PG) Kemendikdasmen memberikan bantuan pemerintah kepada ribuan guru PAUD untuk mengikuti Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
“Dari Direktorat Guru PAUD dan PNF, atas amanat dari Pak Menteri, untuk memberi bantuan di tahun ini sebanyak 6.745 orang guru PAUD se-Indonesia yang mendapatkan beasiswa pemerintah untuk mengikuti Program Rekognisi Pembelajaran Lampau atau RPL di 98 perguruan tinggi tersebar di Indonesia yang melaksanakan S1 PG-PAUD,” ujar Suparto.
Ia menjelaskan bahwa program RPL dirancang agar fleksibel dan tidak mengganggu tugas mengajar guru.
“Melalui RPL ini, maka diharapkan guru-guru bisa mengikuti program secara fleksibel, tidak meninggalkan tugas mereka sebagai guru. Di samping itu juga dengan program RPL, maka guru-guru ini tidak membuang waktu terlalu lama ketika mereka studi di perguruan tinggi, cukup 2–4 semester,” tuturnya.
Tak hanya itu, untuk tahun ini, pemerintah juga menyediakan beasiswa afirmatif bagi guru berusia 47–55 tahun agar dapat menyelesaikan studi hanya dalam dua semester.
Suparto mengatakan bahwa akan adanya wisuda nasional pada Oktober 2026. “Mudah-mudahan di bulan Oktober tahun 2026 akan ada wisuda nasional yang rencananya nanti akan dihadiri Pak Menteri,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk memperluas jangkauan beasiswa pada tahun berikutnya. “Dan tahun depan Pak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, berkomitmen untuk menyediakan 150 ribu beasiswa atau bantuan pemerintah untuk semua guru-guru yang belum S1,” tegasnya. (***)