Humaniora
Musda APWI: Indikator Kemajuan Negara Dinilai Kemajuan riset & Karya Penelitian
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK Universitas Lampung Prof. Suharso, Ph.D (tengah), saat menjadi keynote speaker pada seminar APWI Lampung, Selasa (2/3/2021). ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID — Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK Universitas Lampung Prof. Suharso, Ph.D, didaulat sebagai keynote speaker pada seminar yang digelar Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI) Provinsi Lampung, Selasa (2/3/2021).
Kegiatan berlangsung di aula pertemuan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Lampung, Hajimena, Lampung Selatan. Kegiatan ini diikuti widyaiswara yang berasal dari BPSDM, Bapelkes, BPP, BKKBN, dan BKPP Kabupaten.
Pada seminar dalam rangkaian Musyawarah Daerah (Musda) APWI Lampung masa bakti 2021–2025 ini, Suharso mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan menjadi daya ungkit sebuah bangsa.
Menurut Suharso, Negara maju merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan baik pemerintah maupun swasta. “Amerika Serikat, Cina, Inggris, dan Jerman, merupakan negara-negara yang mengalokasikan dana penelitian terbesar di dunia. Terbukti bahwa negara tersebut merupakan negara maju” ujarnya.
Negara maju, lanjut dia, merupakan sebutan untuk negara dengan standar hidup relatif tinggi berdasarkan perekonomiannya yang merata. Negara maju identik dengan negara-negara yang menguasai teknologi maju.
Teknologi ini tidak lepas dari hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan di negara-negara tersebut. Dana penelitian dan pengembangan (research and development) menjadi satu kunci penting untuk keberhasilan negara.
Guru Besar Bidang Kimia Anorganik Unila ini meyakini, kebanyakan negara maju dengan GDP per kapita tinggi terhadap negara maju. Ia pun menilai, pertumbuhan teknologi membutuhkan waktu yang panjang.
Salah satu indikator untuk melihat kemajuan negara dapat dinilai dari kemajuan riset dan karya penelitiannya. Penghargaan dan komitmen harus hadir agar warga negara terpacu untuk berkarya dan berprestasi.
“Kemajuan teknologi berbanding lurus dengan publikasi suatu negara dan kuatnya inovasi. Inovasi lahir dari kesadaran kolektif dan budaya efisien yang dilakukan berkelanjutan,” ujar alumnus Curtin University of Technology Perth-Australia ini. (**)