ILUSTRASI
SMARTNEWS.ID – Pemerintah Kota Bandar Lampung memastikan ketersediaan antiretroviral (ARV) sebagai obat konsumsi rutin bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
“Ketersediaan ARV saat ini masih mencukupi hingga Maret 2025. Sehingga ODHA tidak perlu khawatir tidak mendapatkan obat dalam tiga bulan ke depan,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung, Desti Mega Putri.
Namun, kata dia, stok jenis rejimen TLE (tenofovir, lamivudine, dan efavirenz) perkiraan hanya cukup hingga Januari 2025. Meski begitu pihaknya telah berkoordinasi ke Kementerian untuk memenuhi stok Rejimen TLE.
“Rejimen TLE masih cukup sampai Januari 2025. Sekarang dalam proses pemenuhankebutuhan dari pusat,” kata dia, Jumat, 6 Desember 2024.
Menanggulangi kasus HIV/AIDS pihaknya menyediakan 61 layanan HIV dengan petugas yang terlatih. Untuk mengendalikan penularan, pihaknya juga gencar melakukan tracing kepada populasi khusus dan populasi kunci.
“Populasi khusus yang menjadi sasaran skrining yakni ibu hamil, pasien TBC, pasien IMS, dan warga binaan pemasyarakatan (WBP),” kata dia.
“Sementara skrining populasi kunci menyasar kepada lelaki seks lelaki (LSL), waria, pekerja seks, dan pengguna napza suntik.
Penjangkauan populasi kunci melibatkan komunitas dan melakukan tes berkala setiap 3 atau 6 bulan,” sambungnya.
Melakukan penguatan tracing, katanya, pemerintah dapat mengendalikan penularan HIV/AIDS. Mereka yang telah positif HIV atau AIDS akan langsung mendapatkan penanganan dan pelayanan pengobatan.
Diketahui, berdasar data Dinas Kesehatan Lampung, terdapat 6.570 orang positif HIV/AIDS. Kasus paling banyak penemuannya di Bandar Lampung yakni 1.323 orang. Khusus 2024, ada 291 kasus penularan baru yang terdiri dari 249 laki-laki dan 42 perempuan. (***)