DOK SEKOLAH
SMARTNEWS.ID – Siapa yang tak mengenal SMKN 3 Bandar Lampung. Sekolah beralamat di Jalan Cut Mutia, Kelurahan Gulak Galik, Kecamatan Telukbetung Utara, ini tentunya tak asing lagi bagi masyarakat Kota Bandar Lampung.
Sekolah di bawah pimpinan Dr. Elen Eduan, M.Pd, kini semakin bersinar akan mutu pendidikannya. Hal tersebut menjadi komitmen sekolah yang ingin mempersiapkan peserta didik untuk bisa bekerja dan berwirausaha usai menamatkan pendidikan.
Memiliki visi terwujudnya sekolah unggul yang menghasilkan lulusan kompeten, berkarakter, dan siap berdaya saing di dunia global, sekolah berkomitmen kuat ingin mengembangkan keterampilan siswa sesuai bidang tertentu.
“SMK berbeda dari SMA. Kelebihan dari lulus SMK langsung bekerja dan juga bisa langsung menerapkan ilmu yang didapatkan selama sekolah. Hal ini yang kami berikan kepada lulusan sekolah kelak,” ujar Elen, Selasa, 14 Oktober 2025.
Sejumlah jurusan diantaranya perhotelan, kuliner, tata kecantikan, tata busana, usaha layanan pariwisata, dan manajemen logistik, katanya, kini banyak diminati masyarakat. Itu, katanya, menandakan hal baik bagi kemajuan sekolah.

Tampil di Level Internasional
Seperti baru-baru ini, kata Elen, hasil pembelajaran siswa pada jurusan Tata Busana berupa sejumlah pakaian mampu tampil di level internasional. Mengusung tema “Sekura” sejumlah pakaian tersebut diperagakan di atas panggung istimewa.
Turut disaksikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung Purnama Wulan Sari Mirza pada ajang Lampung Fashion Tendance, di Radisson Lampung Kedaton, produk busana yang diperagakan memukau undangan.
“Ada enam busana yang diperagakan oleh model pada ajang tersebut. Alhamdulillah, sejumlah busana yang dibuat oleh siswa dari jurusan Tata Busana itu memperoleh apresiasi yang tinggi dari penonton yang menyaksikan,” katanya.
Menurut dia, busana-busana yang telah diberi merek “S3LFMADE” didesain oleh sejumlah guru yakni Kun Marettin, Nina Yuannita, dan Sri Wahyuni, dan dikerjakan sejumlah siswa Tata Busana menggunakan alat jahit di sekolah, merupakan buah karya kerja bersama.
“Kemarin busana yang ditampilkan dari daerah seperti Lampung Barat dan Pesisir Barat. Busana ini biasanya dipakai masyarakat untuk melestarikan budaya Pesta Sekura Cakak Buah yang dilaksanakan awal Syawal usai Hari Raya Idul Firi hingga H+8 lebaran,” kata dia.

Kelas Industri Tata Kecantikan
Selain dari kelas Tata Busana, keunggulan kelas lain di sekolah adalah dari kelas Tata Kecantikan. Mulai tahun ajaran 2025/2026 ini, kelas tersebut mengadakan kelas industri dengan menggandeng dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Menggandeng sebuah perusahaan perawatan pribadi multinasional L’Oréal, kata dia, pihak perusahaan akan mengajari siswi di sekolah selama tiga tahun. Adapun materi yang diberikan seputar perawatan dan kecantikan.
“Kelas industri ini berjumlah 34 siswi. Para siswi ini berasal dari jurusan Tata Kecantikan yang sebelumnya telah diseleksi dari dua kelas di sekolah,” ujar dia didampingi Wakil Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Lina Hastate, M.Pd itu.
Menurut dia, pembelajaran pada kelas industri bagi siswa Tata kecantikan dilaksanakan dua hari dalam sebulan. “Seperti hari ini hingga besok, mereka (L’Oréal) datang dari Jakarta untuk mengajarkan siswa tentang perawatan,” kata dia.

Olahan Enak dan Lezat
Tak kalah dengan keterampilan dari dua jurusan sebelumnya, terang dia, di sekolahnya juga memiliki Jurusan Kuliner. Kelas itu siswa diajarkan tidak hanya materi teori, namun juga praktik teknik memasak, penyajian, dan manajemen usaha kuliner profesional.
Para siswa jurusan tersebut disediakan ruang praktik khusus untuk mengolah makanan dari bahan baku mentah hingga sajian makanan yang enak dan lezat. Kemudian, makanan-makanan tersebut didistribusikan dan dijual secara umum.
“Makanan yang siap disajikan ini juga setiap hari dijual di sekolah dengan pangsa pasar para siswa dan guru. Namun, kami juga mendistribusikan kepada warung atau toko makanan di luar sekolah dengan sistem jual putus dan titip jual,” kata dia.
Tak hanya itu, pihaknya juga menerima pesanan dalam jumlah tertentu untuk suatu acara. “Seperti seminar atau kegiatan di lingkungan pendidikan di Bandar Lampung, biasanya panitia memesan makanan ringan kepada kami,” ujar dia.
Keuntungan dari penjualan makanan tersebut, lanjut dia, dapat menambah modal usaha pada jurusan Kuliner. “Alhamdulillah meski usaha terbilang belum besar, namun sekolah sudah bisa meraup keuntungan dari penjualan tersebut,” tutur dia.
Begitu pada jurusan lainnya, sambung dia, juga diupayakan menghasilkan pendapatan sendiri dari inovasi dan kreativitas masing-masing. “Sekolah kami boleh mengelola keuangan sendiri karena sudah berstatus BLUD (Badan Layanan Umum Daerah),” katanya. (***)