GDS saat dipeluk Ibunya MM di kediamannya, di Kabupaten Pesawaran, Selasa, 21 Oktober 2025. ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID – Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan beredarnya video melalui media sosial TikTok yang mengabarkan bahwa ada satu anak usia sekolah yang kini tinggal di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, diduga putus sekolah.
Berdasar pernyataan dari anak yang berinisial GDS (16), beredar pada media sosial tersebut, ia putus sekolah diduga diakibatkan dirundung oleh sesama teman sekolahnya pada salah satu SMP negeri di Kota Bandar Lampung pada 2023 lalu.
Tim media ini mencoba mengonfirmasi ulang atas beredarnya video tersebut kepada GDS dan ibunya berinisial MM, di Pesawaran, Lampung, Selasa, 21 Oktober 2025. Hasil wawancara singkat dilakukan tim media ini, keduanya membantah video tersebut.
Menurut MM, putrinya GDS tidak menamatkan pendidikan pada SMP negeri yang berlokasi di Kecamatan Kemiling, disebabkan ingin pindah ke pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM). Alasannya, GDS ingin membantu pekerjaan orangtuanya.
“Pada Februari 2024, saya mendatangi sekolah meminta permohonan pindah sekolah ke SMP negeri lain. Namun GDS menolak dan bersikeras ingin melanjutkan pendidikan ke PKBM saat masih duduk di kelas 8,” ujar MM, di kediamannya, Selasa.
MM mengatakan, kepala sekolah setempat A, sempat membujuk GDS agar tetap bersekolah di tempatnya. Namun, bujukan itu tetap ditolak. Hingga akhirnya sekolah mengeluarkan surat permohonan pindah yang ditandatangani MM di atas materai pada 7 Februari 2024.
“Setelah kami menerima surat pindah dari sekolah, namun pada tahun itu ternyata GDS tidak jadi pindah ke sekolah lain atau PKBM. Alasannya, masih ingin membantu saya sebagai ibunya bekerja sebagai pemulung untuk menghidupi keluarga kami,” ujar MM.
Alasan ingin membantu bekerja, karena GDS prihatin dengan kondisi MM yang merupakan seorang ibu tunggal dengan menghidupi enam anak. “Kata anakku GDS, kasihan dengan ibunya yang bekerja sendiri,” ujar MM.
Menurut MM, keinginan GDS ingin melanjutkan dan menamatkan pendidikan setingkat SMP sederajat muncul pada 2025 ini. Dengan bantuan keluarga, kini GDS telah melanjutkan program pendidikan kesetaraan Paket B pada salah satu PKBM di Kecamatan Kemiling.
“Sekarang, anak kami ini sudah kembali bersekolah di Paket B, insyaallah tahun depan bisa ikut ujian. Meski sekolah paket, namun GDS masih bisa membantu bekerja sebagai pemulung dan mengasuh empat adiknya yang masih kecil,” ujarnya.
Sementara itu, GDS mengaku senang bisa kembali bersekolah meski mengikuti Paket B. Ibunya sangat mendukung pilihannya. Ia berharap ijazah Paket B dapat dipergunakan untuk melanjutkan pendidikan setingkat SMA sederajat.
“Meski saya saat ini masih merongsok (mencari barang bekas), namun saya masih ingin sekolah. Insyallah saya bisa membagi waktu antara sekolah dan bekerja,” ujar gadis remaja yang bercita-cita menjadi seorang guru atau perawat itu.
Menurut remaja yang lahir pada 25 Oktober 2009 itu, kini ia hanya memiliki ibunya saja. Sehingga, bekerja sebagai pemulung di usia remaja tidak ada pilihan lain karena kebutuhan ekonomi. “Ga apa-apa merongsok, uangnya untuk makan dan minum,” lirihnya.
Sementara itu, kepala SMP ditempat GDS saat bersekolah, A, membenarkan bahwa ibunya GDS sempat mengajukan surat permohonan pindah sekolah pada 7 Februari 2024. Surat kepindahan itu atas permintaan GDS dan ibunya.
“Sekolah sudah sempat melarang, namun ia ingin tetap pindah. Akhirnya kami mengeluarkan suratnya. Jadi GDS tidak tamat di sekolah ini bukan karena di bully, melainkan pindah atas permintaan sendiri,” ujarnya seraya menunjukkan surat tersebut.
Meski sudah lama tidak bertemu, ia mendokan GDS dan keluarganya dalam keadaan sehat dan tetap selalu bersabar dalam menjalani hidup. “Kita tidak mengetahui nasib seseorang di masa mendatang. Kami berdoa GDS dapat sukses di kemudian hari,” harapnya. (***)