ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID – Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menegaskan bahwa kebudayaan merupakan kekayaan sekaligus identitas fundamental yang harus dijaga untuk memperkuat persatuan bangsa.
Penegasan ini disampaikan Gubernur saat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui Pagelaran Seni Budaya di Mahan Agung, mengusung tema “Menggaungkan Kembali Semangat Persatuan dan Nasionalisme Lewat Kesenian Rakyat Lampung,” Rabu, 19 November 2025.
Gubernur Mirza menyatakan bahwa kegiatan seni budaya merupakan sarana yang efektif untuk menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tertuang dalam Empat Pilar, yakni Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Empat Pilar telah menjadi pondasi tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Nilai-nilai luhur ini harus terus disosialisasikan, dipahami, dan diimplementasikan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk melalui ruang kreatif seni dan budaya seperti yang kita lakukan hari ini,” ujar Gubernur.
Gubernur menyoroti Provinsi Lampung sebagai contoh nyata keberhasilan harmoni di tengah keberagaman. Dengan filosofi “Sai Bumi Ruwa Jurai”, Lampung telah membuktikan koeksistensi damai antara penduduk lokal (sekitar 16%) dan mayoritas pendatang (sekitar 67%).
“Sejarah mencatat, selama puluhan tahun, Lampung tidak pernah mengalami konflik horizontal maupun vertikal. Harmoni ini ditopang kuat oleh falsafah kita Pi’il Pesenggiri, Nemui Nyimah, Nengah Nyappur, Bejuluk Beadek, dan Sakai Sambayan,” jelasnya.
Gubernur menekankan bahwa rasa persatuan ini terbentuk berkat kesadaran masyarakat Lampung untuk menghormati dan menjunjung tinggi seluruh kebudayaan di Indonesia sebagai bagian integral dari diri.
Menghadapi tantangan globalisasi dan revolusi industri, Gubernur mengingatkan bahwa arus informasi cepat dan derasnya pengaruh budaya luar dapat menyebabkan generasi muda melupakan warisan budayanya sendiri.
Oleh karena itu, kesenian rakyat memiliki peran vital sebagai media untuk menumbuhkan nasionalisme, memperkuat persatuan, dan menjaga warisan budaya agar tetap eksis. Gubernur mencontohkan kesenian tradisional Lampung seperti tari Melinting, Sigekh Penguten, dan musik Gamolan sebagai bahasa yang menyatukan persaudaraan dan jati diri masyarakat.
“Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen mendorong identitas budaya Lampung untuk terus dipopulerkan dan diimplementasikan. Tanpa budaya, kita tidak memiliki identitas. Tanpa identitas, kita tidak kaya. Salah satu cara menjaga Pancasila adalah dengan menjaga identitas kita, yaitu dengan budaya,” tegasnya.
Gubernur Mirza turut mendorong generasi muda untuk memanfaatkan era digital, melanjutkan tradisi dengan cara yang modern, serta menyebarkan nilai-nilai budaya melalui kreativitas, kolaborasi, dan teknologi.
Gubernur berharap, pagelaran seni budaya ini menjadi sarana yang edukatif, inspiratif, dan rekreatif, tidak hanya dalam menampilkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang kuat bagi seluruh masyarakat.
Sementara itu, Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengapresiasi Provinsi Lampung sebagai contoh nyata praktik Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Ahmad Muzani, persatuan di Lampung terjalin kuat, di mana masyarakat pribumi Lampung yang jumlahnya lebih kecil dapat menerima dan bersatu dengan berbagai etnis pendatang.
”Orang-orang yang datang di bumi Lampung, merasa dirinya orang Lampung, meski sukunya berbeda. Tradisi sapaan ‘Tabik Pun’ yang dijawab ‘Iya Pun’ adalah bentuk bagaimana kebhinekaan dipraktikkan di bumi Lampung ini,” ujarnya,
Ahmad Muzani kemudian menyoroti pentingnya pelestarian aset budaya nasional. Ia menyebut bahwa di Indonesia terdapat sekitar 700 bahasa daerah yang harus dipertahankan.
Secara khusus, ia mengingatkan potensi punah pada Bahasa Lampung karena menurunnya jumlah penutur dan minimnya penggunaan bahasa daerah tersebut di lingkungan keluarga.
“Ini tidak boleh terjadi, supaya anak-anak cucu kita, generasi yang akan datang masih tahu tentang Bahasa Lampung,” pungkasnya. (***)