DOK
SMARTNEWS.ID – Di usia sembilan tahun, ketika sebagian besar anak seusianya masih sibuk berlari di lapangan atau menekuni permainan daring, Abiyyu Keano El Husin sudah lebih dulu melangkah ke panggung yang lebih besar.
Anak dari Ferry Ardiansyah, Pejabat di Pemprov Lampung, Keano merupakan anak keempat dari lima bersaudara ini lahir dan tumbuh di Lampung, membawa semangat yang tampak lebih besar dari tubuh mungilnya.
Sehari-hari, Keano adalah bocah dengan energi berlimpah. Ia berenang dengan riang, bermain futsal bersama teman-teman, lalu kembali tenggelam dalam coretan-coretan gambar yang menjadi pelarian imajinasinya.
Namun, dari balik rutinitas penuh keriangan itu, tersembunyi sebuah kesungguhan: hasrat untuk terus belajar dan berkarya.
Sejak duduk di bangku kelas 4 SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung, bakatnya perlahan mengemuka. Ia jatuh cinta pada bahasa Inggris, menyelami sains, dan menemukan kegembiraan dalam seni bercerita.
Tiga dunia itu kemudian menjadi pilar yang menuntunnya pada jalan prestasi—jalan yang membawanya melampaui batas usia.
Prestasi dari Daerah ke Panggung Nasional
Tahun 2024 menjadi saksi awal gemilangnya. Di Lampung, Keano berdiri di podium pertama Show and Tell Competition yang digelar oleh Universitas Lampung. Tidak cukup dengan satu piala, ia kembali menancapkan namanya sebagai juara pertama Story Telling MUSICOM Lampung di tahun yang sama.
Kedua kemenangan itu ibarat penegasan: kemampuan berbahasa Inggris Keano bukan sekadar hobi, melainkan keterampilan yang tumbuh matang sejak dini.
Langkahnya kemudian meluas ke panggung nasional. Medali emas Kompetisi Sains Merdeka Indonesia 2023 menjadi torehan awal. Lalu, ia meraih juara pertama Story Telling Mentari English Competition 2024. Piala demi piala berpindah ke tangannya: Gold Medal NOSEC English Olympiad 2024, hingga gelar Best of The Best 2 Story Telling Contest Top Star Indonesia 2025.
Deretan prestasi itu membentuk semacam jalur emas: jalan yang ditempuh anak sembilan tahun menuju panggung besar negeri.
Menyentuh Ranah Internasional
Batas geografi rupanya tak sanggup menghentikan langkah Keano. Di tahun 2025, ia menorehkan sejarah baru bagi dirinya sendiri. Dari ajang International Kangaroo Mathematics Contest (IKMC), ia pulang membawa medali perak.
Tak berhenti di situ, namanya tercatat sebagai finalis International Science Olympiad Contest – Mathematics 2025. Dengan capaian itu, Keano tak hanya sekadar anak Lampung, melainkan potret generasi muda Indonesia yang mulai diperhitungkan di panggung dunia.
Di sela-sela aktivitas akademik, Keano juga menyalurkan energinya ke dunia digital. Ia aktif sebagai content creator anak, membagikan konten edukasi bahasa Inggris dan potongan kecil kesehariannya.
Melalui layar ponsel dan platform media sosial, ia menyampaikan pesan sederhana namun kuat: bahwa belajar bahasa Inggris bisa menyenangkan, seru, dan berguna.
Namun, Keano tak pernah lupa menjejak di tanah. Ia tetap menempatkan sekolah sebagai prioritas utama. Di balik disiplin itu, berdiri sang ibu yang memberi dukungan penuh. Dengan pembagian waktu yang rapi—antara belajar, les, hingga membuat konten—ia membuktikan bahwa produktif bukan berarti kehilangan masa kecil yang ceria.
Pesan untuk Generasi Sebaya
Meski masih belia, Keano sudah memiliki pandangan jauh ke depan. Ia mengajak teman-temannya keluar dari zona nyaman, tak takut gagal, dan berani mengejar mimpi.
“Setiap hari adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang,” begitu pesannya, seolah hendak mengingatkan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk berkarya.
Motto hidupnya sederhana, namun penuh daya dorong: “Keep it real, keep it moving, and never stop leveling up!”
Keano adalah cermin bahwa di balik tawa masa kecil, tersimpan bara semangat yang bisa menerangi jalan banyak orang.
Dari Lampung ia berangkat, dengan segudang prestasi ia melangkah, dan mungkin kelak, namanya akan tercatat sebagai salah satu anak bangsa yang mengharumkan Indonesia di mata dunia. (***)