Gedung FMIPA Unila. DOK
SMARTNEWS.ID – Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung, berhasil meraih akreditasi internasional dari Royal Society of Chemistry (RSC).
Prodi Kimia FMIPA Unila menjadi yang perdana di luar Pulau Jawa meraih predikat akreditasi dari organisasi internasional berbasis di Cambridge, London, Inggris.
”Berdasarkan hasil pleno yang dilakukan tim RSC, pada 6 Juni 2022, Program Studi Kimia FMIPA Unila berhasil terakreditasi internasional,” kata Kepala Pusat Akreditasi Nasional dan Internasional LP3M Unila, Priyambodo, M.Sc, diwawancara di ruang kerjanya, Kamis (30/6/2022).
Dia menjelaskan, proses akreditasi internasional ini sudah dilakukan sejak 2021. Diawali dengan pendaftaran, lalu tim RSC melakukan asesmen lapangan ke Unila pada 10 November 2021, dilanjutkan dengan rapat pleno di waktu yang berbeda.
“Saat itu, ada beberapa catatan yang diberikan tim RSC untuk dilengkapi. Alhamdulillah, tim bergerak cepat melengkapi berkas dan dokumen yang diminta dan segera disubmit kembali ke RSC,” ujarnya.
Priyambodo mengatakan, keberhasilan meraih akreditasi internasional ini berkat kerja sama solid seluruh pihak yang terlibat dalam proses akreditasi baik tingkat jurusan, fakultas, maupun universitas.
Menurutnya, Prodi Kimia juga sudah memiliki pondasi yang bagus, mulai dari kualitas SDM, manajemen, sarana prasarana, dan tridarma perguruan tinggi sivitas akademikanya.
Menurutnya, Prodi Kimia sudah memiliki rasio dosen bergelar S-3 dan profesor yang ideal, serta produktif menghasilkan publikasi jurnal internasional. Dosen-dosen di Prodi Kimia juga leading dalam perolehan hibah-hibah penelitian, baik tingkat nasional maupun internasional.
“Kimia FMIPA Unila sebelumnya juga telah memperoleh hibah fasilitasi internasional dari Belmawa Kemendikbudristek,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Priyambodo, keberhasilan meraih akreditasi internasional ini juga ditopang jejaring Prodi Kimia dengan perguruan tinggi papan atas nasional yang telah terakreditasi RSC dan memiliki asesor RSC. Hal ini memudahkan Prodi Kimia dalam mengadopsi langkah-langkah untuk proses akreditasi internasional.
Priyambodo menilai, jajaran di Prodi Kimia juga adaptif merespons berbagai perubahan kebijakan dari pusat, sehingga cepat menyesuaikan aturan-aturan baru terkait akreditasi internasional dan sejenisnya.
“Tim di Prodi Kimia ini mau bekerja keras, bahkan rapat sering berakhir hingga tengah malam, gotong-royong, dan itu biasa dilakukan. Pondasi di prodinya juga sudah bagus, dari SDM-nya bagus, kemudian mereka mengerti detail apa saja yang harus dipersiapkan sesuai benchmark yang dilakukan,” urainya.
Peraihan akreditasi internasional dari RSC ini, lanjut Priyambodo, memenuhi pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) poin ke-8, yaitu Program Studi Berstandar Internasional. Sesuai kebijakan Kemendikbudristek, akreditasi internasional itu berdasarkan outcome based. Dan kurikulum yang dimiliki suatu program studi ataupun jurusan harus berdasarkan learning outcome sehingga profil para lulusan terbentuk.
Ia menambahkan, pada 2021 terdapat 15 prodi yang didaftarkan mengikuti akreditasi internasional, dan di tahun ini sudah disubmit dan tinggal menunggu jadwal visitasi.
Dia menargetkan pada tahun ini juga akan mendaftarkan 15 prodi lagi untuk mengikuti akreditasi internasional, sehingga diharapkan pada 2023 ada 30 prodi di Unila yang terakreditasi internasional.
“Semoga apa yang telah diraih teman-teman di Prodi Kimia menjadi penyemangat bagi prodi dan jurusan lain, terutama yang sedang proses submit dan yang sedang menunggu proses visitasi lapang, tentu ini akan berimbas positif bagi Unila di masa yang akan datang,” pungkasnya. (***)