Salah satu pegawai di Disdikbud Bandar Lampung, saat memakan pempek dagangan Nila, di kantor setempat, Rabu, 9 Agustus 2023. ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID – Pempek-pempek. Pempek Pak… Bu… Suara itu nyaris terdengar setiap pagi di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung.
Suara menawarkan dagangan makanan khas daerah Palembang Sumatra Selatan itu alunannya pun merdu, sehingga membuat penasaran setiap orang yang mendengarnya.
“Mbak, Mbak, sini saya mau beli pempeknya. Berapaan satuannya,” tanya seorang pegawai diketahui bernama Suwarno, seraya membuka dagangan si penjual, Rabu, 9 Agustus 2023.
“Satuannya Rp2.500 saja. Banyak macamnya pak silahkan mencobanya,” jawab si penjual yang diketahui bernama Nila Nuryati sambil memberikan mangkuk buat cukanya.
Pegawai yang biasa disapa Pak De Warno itu, terlihat lahap memakan pempek dagangan Nila yang diketahui berasal dari Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan itu.
Setelah menghabisi satu pempek, Pak De Warno terlihat ingin kembali mengambil pempek dalam kotak dagangan. Namun sebelum mengambil Pak De Warno terlihat memilih pempek.
“Kalau pertama saya makan pempek berisikan telur. Nah saya mau coba yang ini. Ini isinya apa ya Mbak,” tanya Pak De seraya mengambil pempek menggunakan tusuk gigi di jarinya.
“Oh kalau ini namanya pempek keriting. Rasanya juga enak dan nikmat,” kata Nila seraya kembali menuangkan cuka ke mangkuk di tangan Pak De Warno tersebut.
Usai memakan sejumlah pempek dagangan Nila, Pak De Warno mengatakan pempek yang dimakannya sangat nikmat. Cita rasa pempek tersebut katanya berbeda dari yang lain.
Bahkan saking nikmatnya, ia mengaku memakan lebih dari satu pempek. “Tadi saya nambah lagi karena pempeknya nikmat,” ujar pria yang sudah lanjut usia tersebut.
Tak sampai di situ, lanjutnya, memakan pempek tersebut lidahnya pun seolah menari-nari di dalam mulut. “Kayak joget-joget lidah saya, apalagi saat meminum cukanya,” ujar dia.
Sementara Nila Nuryati mengatakan dalam sehari membawa sekitar 150 pempek yang diambilnya dari pembuat yang merupakan tetangganya sendiri di Kecamatan Jati Agung.
Pempek tersebut teridiri dari tujuh macam, diantaranya pempek telur, pempek kulit, pempek kates, pempek adaan, pempek lenjer, pempek tahu, dan pempek keriting.
“Insyaallah semua pempek yang saya bawa memiliki cita rasa yang cukup, meski saya menjualnya secara berkeliling,” ujar wanita berhijab dan berparas ayu itu.
Nila mengatakan sasaran menjajakan pempeknya berada di lingkungan kantor-kantor yang ada di Kota Bandar Lampung. “Salah satunya di Kantor Dinas Pendidikan ini,” ujarnya.
Pempek yang dibawanya setiap hari dari pukul 08.00-12.30, katanya selalu habis terjual. Keuntungan diperoleh dari penjualan pempek tersebut mencapai Rp130.000 per hari.
“Lumayanlah bantu-bantu ekonomi keluarga untuk kebutuhan hidup,” katanya yang menjual pempek tersebut sudah dilakoninya dalam satu tahun terakhir ini. (***)