OpiniPendidikan
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kesiapan Untuk Berubah di Mediasi Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasional
Oleh:
Reza Hardian Pratama dan Ayyumi Khusnul Khotimah
Universitas Malahayati Bandar Lampung, Indonesia
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan transfomasional terhadap motivasi kerja, kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasional, motivasi kerja terhadap kesiapan untuk berubah, komitmen organisasional terhadap kesiapan untuk berubah, komitmen organisasional terhadap motivasi kerja, kepemimpinan transformasional terhadap kesiapan untuk berubah, kepemimpinan trasformasional melalui motivasi kerja terhadap kesiapan untuk berubah, kepemimpinan transformasional melalui komitmen organisasional terhadap kesiapan untuk berubah. Metode puposive random sampling, penelitian ini menggunakan alat analisis SEM-PLS dengan sampel berjumlah 387.
Hasil penelitian ini adalah kepemimpinan transfomasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Kepemimpinan transfomasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan untuk berubah.
Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan untuk berubah. Kepemimpinan transfomasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan untuk berubah. Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Kepemimpinan transfomasional melalui motivasi kerja positif dan siqnifikan terhadap kesiapan untuk berubah.
PENDAHULUAN
Rerformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk upaya pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaran pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur. Penguatan akuntabilitas kinerja dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi. Dengan demikian pimpinan dapat menjadi figur bagi para bawahannya. Figur tersebut dapat menjadi contoh yang baik dan diikuti oleh para staf. Sehingga pelaku perubahan pada yaitu para pegawai yang diawali oleh perubahan unsur pimpinan dan akan diikuti oleh para staf.
Hanpachern (1998) mendefiniskan Kesiapan Untuk Berubah sebagai sejauh mana kesiapan individu secara mental, psikologis atau fisik, berada dalam kondisi prima serta disiapkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan organisasi. Armenakis, Harris dan Mossholder (1993) menyatakan bahwa kesiapan untuk menghadapi perubahan merupakan salah satu faktor yang memberi kontribusi terhadap efektifitas implementasi perubahan. Bernerth (2004) juga menyatakan bahwa Kesiapan Untuk Berubah menjadi faktor penting bagi kesuksesan perubahan organisasi.
Manajemen perubahan dilakukan dengan cara mengubah sistem, pola pikir dan budaya kerja menjadi lebih baik yang sesuai dengan tujuan dan sasaran reformasi birokrasi. Madsen, John dan Miller (2005) menyatakan bahwa perubahan organisasi tidak akan berhasil tanpa perubahan pegawai dan perubahan pegawai tidak efektif tanpa dipersiapkan terlebih dahulu.
Oleh karena itu, organisasi yang melakukan perubahan sangat memerlukan dukungan pegawai yang terbuka untuk memperbaiki diri dengan baik dan siap menghadapi perubahan (Eby, Adams, Russell & Gaby, 2000). Perubahan organisasi dapat berjalan sukses dikarenakan adanya kesiapan berubah individu yang ada di dalamnya (Holt, Armenakis, Field & Harris, 2007).
Salah satu gaya kepemimpinan yang dapat mempengaruhi Kesiapan Untuk Berubah adalah gaya kepemimpinan Transformasional (Elizabeth Imelda Yani; Soehardi 2017 & Putri Oktovita Sari 2017). Madsen et al (2005) menyatakan bahwa pegawai yang berkomitmen tinggi mendukung terjadinya perubahan organisasi. Selanjutnya, Visagie dan Steyn (2011) menyatakan bahwa Komitmen Organisasional berhubungan dengan Kesiapan Untuk Berubah organisasi dan menentukan keberhasilan perubahan.
Kepemimpinan transformasional adalah jenis kepemimpinan di mana para pemimpin memiliki kemampuan yang mendalam kemampuan mempengaruhi dengan cara mendorong, memotivasi, dan menginspirasi tim untuk melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka. (Browning, 2014; Jung et al., 2003; Wiyono, 2018). Zhu dkk. (2009) menegaskan bahwa ada empat ciri-ciri pemimpin transformasional.
Pertama, mereka memimpin dengan menunjukkan teladan yang baik dan menetapkan harapan yang tinggi dengan kebanggaan, rasa hormat, dan kepercayaan demi kebaikan organisasi.
Kedua, mereka mempengaruhi bawahan dengan mendorong mereka untuk berbagi ide dan mendukung mereka dalam mempelajari hal-hal baru.
Ketiga, mereka memberikan dukungan melalui pembinaan dan memberdayakan karyawan. Pada akhirnya, mereka efektif dalam mengomunikasikan tujuan organisasi tujuan untuk menginspirasi bawahan untuk bekerja ekstra dalam mencapai tujuan yang jauh jangkauannya.
Luthans (2011) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tertentu, bersedia memberikan kinerja dan usaha terbaik untuk organisasi dengan adanya keyakinan serta menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi. Sedangkan Soekidjo (2015) menyatakan bahwa Maslow telah mengembangkan teori motivasi sejak tahun 1943.
Stephen P Robbin (2018) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang memperhitungkan intensitas, arah, dan ketekunan upaya individu untuk mencapai tujuan. Mendasari pada argumen tersebut diatas maka penelitian ini penting. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran kepemimpinan transfomasional terhadap motivasi kerja, kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasional.
METODE
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Indonesia. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah Kepemimpinan Transformational (X1). Variabel terikatnya adalah Kesiapan Untuk Berubah (Y). Selanjutnya variabel interveningnya adalah Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasional (M).
Penelitian ini menggunakan pendekatan data kuantitatif dan kualitatif serta menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, pengaruh dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial (Sugiyono, 2016). Metode yang digunakan dalam analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model – Partial Least Square Method (SEM-PLS).
Analisis data menggunakan SEM Partial Least Square. Penelitian digunakan untuk mengembangkan atau memprediksi suatu teori yang sudah ada. Analisis model pengukuran (Outer Model) meliputi uji validitas konvergen, validitas diskriminan, dan reliabilitas. Dan analisis Model Struktural (Inner Model) serta pembahasan hasil uji hipotesis. Pengolahan data menggunakan model Structural Equation Model (SEM) dengan bantuan aplikasi SmartPLS v.3.2.9.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis deskriptif diperoleh responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 290 responden atau 70,5%. Dan jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 97 orang atau 29,5%.
Karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa responden dengan frekuensi terbanyak adalah responden berumur antara 26-30 tahun berjumlah 53% atau sebanyak 206 responden, dan jumlah responden terendah adalah responden berumur lebih dari 20-25 tahun berjumlah 10,6% atau sebanyak 41 orang. Dan untuk responden berusia 30 tahun ke atas sebanyak 81 responden atau 21,4%, 26-30 tahun dengan skor 53, Karakteristik responden berdasarkan lulusan akhir sekolah. Jumlah responden tertinggi terdapat Strata 1 dengan persentase sebesar 80,4%, dan terendah di Diploma 3 sebesar 13 atau 3,5%.
Tabel 1 Karakterstik Responden
Demographic Variables |
Category |
Frequency |
Percentage |
Gender |
Male |
97 |
29.5% |
female |
290 |
70.5% |
|
Age |
<20 years |
59 |
15% |
20-25 years |
41 |
10.6 % |
|
26-30 years |
206 |
53% |
|
>30 years |
81 |
21.4 % |
|
Last Education |
Strata 1 |
312 |
80.4% |
Strata 2 |
32 |
8.3 % |
|
Strata 3 |
30 |
7.8 % |
|
D3 |
13 |
3.5% |
|
Source: processed in 2024
Penelitian ini menerapkan Structural Equation Modeling (SEM) berbasis kovarians untuk menguji model penelitian yang diusulkan menggunakan software Smart PLS. Model pengukuran penelitian ini menggunakan validitas dan reliabilitas yang dapat dinilai melalui faktor pemuatan yang nilainya harus lebih besar dari 0,5, rata-rata variance Extraction (AVE) yang nilainya harus lebih besar dari 0,5, Cronbach alpha yang nilainya harus lebih besar dari 0,7, dan reliabilitas komposit yang nilainya harus lebih besar dari 0,7 (Hair et al., 2016). Tabel 2 nilai prediksi menunjukkan bahwa seluruh nilai memenuhi kriteria nilai yang direkomendasikan.
Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Variable |
Item |
Nilai Outer Loadings |
Cronbach Alpha |
AVE |
Keterangan |
Motivasi Kerja |
MK4 |
0.914 |
0.961 |
0.787 |
Valid&Reliabel |
MK6 |
0.910 |
Valid&Reliabel |
|||
MK2 |
0.909 |
Valid&Reliabel |
|||
MK5 |
0.893 |
Valid&Reliabel |
|||
MK3 |
0.890 |
Valid&Reliabel |
|||
MK8 |
0.877 |
Valid&Reliabel |
|||
MK1 |
0.859 |
Valid&Reliabel |
|||
MK7 |
0.845 |
Valid&Reliabel |
|||
Komitmen Organisasional |
K011 |
0.873 |
0.972 |
0.749 |
Valid&Reliabel |
KO1 |
0.846 |
Valid&Reliabel |
|||
KO10 |
0.880 |
Valid&Reliabel |
|||
KO12 |
0.879 |
Valid&Reliabel |
|||
KO13 |
0.846 |
Valid&Reliabel |
|||
KO2 |
0.869 |
Valid&Reliabel |
|||
KO3 |
0.779 |
Valid&Reliabel |
|||
KO4 |
0.894 |
Valid&Reliabel |
|||
KO5 |
0.888 |
Valid&Reliabel |
|||
KO6 |
0.895 |
Valid&Reliabel |
|||
KO7 |
0.866 |
Valid&Reliabel |
|||
KO8 |
0.862 |
Valid&Reliabel |
|||
KO9 |
0.870 |
Valid&Reliabel |
|||
Kepemimpinan Transformasional |
KT1 |
0.928 |
0.979 |
0.788 |
Valid&Reliabel |
KT10 |
0.896 |
Valid&Reliabel |
|||
KT11 |
0.898 |
Valid&Reliabel |
|||
KT12 |
0.877 |
Valid&Reliabel |
|||
KT13 |
0.884 |
Valid&Reliabel |
|||
KT14 |
0.692 |
Valid&Reliabel |
|||
KT2 |
0.913 |
Valid&Reliabel |
|||
KT3 |
0.926 |
Valid&Reliabel |
|||
KT4 |
0.895 |
Valid&Reliabel |
|||
KT5 |
0.923 |
VALID&RELIABEL |
|||
KT6 |
0.891 |
VALID&RELIABEL |
|||
KT7 |
0.902 |
VALID&RELIABEL |
|||
KT8 |
0.876 |
Valid&Reliabel |
|||
KT9 |
0.900 |
Valid&Reliabel |
|||
Kesiapan Untuk Berubah |
KUB1 |
0.892 |
0.946 |
0.822 |
Valid&Reliabel |
KUB2 |
0.914 |
Valid&Reliabel |
|||
KUB3 |
0.911 |
Valid&Reliabel |
|||
KUB4 |
0.915 |
Valid&Reliabel |
|||
KUB5 |
0.901 |
Valid&Reliabel |
Source:Smart PLS 3 (2024)
Setelah menganalisis model pengukuran, langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan model struktural. Penelitian ini menggunakan Koefisien Jalur sebagai model penelitiannya dalam rentang yang dapat diterima. Demikian pula, indeks Uji Efek Tidak Langsung Spesifik menyiratkan kesesuaian yang dapat diterima. Keempat jalur yang diprediksi itu signifikan. Oleh karena itu, H1, H2, H3,H4,H5,H6,H7,H8 semuanya didukung dalam penelitian ini.
Tabel 3 Path Analisis (Analisis Jalur)
Keterangan |
Original Sample (O) |
Sample Mean (M) |
Standard Deviation (STDEV) |
T Statistics (|O/STDEV|) |
P Values |
Kepemimpinan Transformational -> Kesiapan Untuk Berubah_ |
0.253 |
0.254 |
0.081 |
3.136 |
0.002 |
Kepemimpinan Transformational -> Komitmen Organisasional_ |
0.910 |
0.906 |
0.024 |
38.176 |
0.000 |
Kepemimpinan Transformational -> Motivasi Kerja_ |
0.438 |
0.435 |
0.049 |
8.880 |
0.000 |
Komitmen Organisasional_ -> Kesiapan Untuk Berubah_ |
0.384 |
0.381 |
0.083 |
4.614 |
0.000 |
Komitmen Organisasional_ -> Motivasi Kerja_ |
0.516 |
0.516 |
0.048 |
10.720 |
0.000 |
Motivasi Kerja_ -> Kesiapan Untuk Berubah_ |
0.307 |
0.307 |
0.064 |
4.834 |
0.000 |
Source:Smart PLS 3 (2024)
Dijelaskan bahwa uji mediasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel mediasi mempengaruhi hubungan antara variabel endogen dan eksogen ditinjau dari kekuatan dan arah hubungannya. Mengenai estimasi jalur dan nilai t.
Tabel 4 Uji Mediasi
Keterangan |
Original Sample (O) |
Sample Mean (M) |
Standard Deviation (STDEV) |
T Statistics (|O/STDEV|) |
P Values |
Kepemimpinan Transformational -> Komitmen Organisasional_ -> Kesiapan Untuk Berubah_ |
0.349 |
0.345 |
0.076 |
4.601 |
0.000 |
Kepemimpinan Transformational -> Motivasi Kerja_ -> Kesiapan Untuk Berubah_ |
0.135 |
0.134 |
0.033 |
4.072 |
0.000 |