Smart School

Program Seniman Masuk Sekolah Buka Potensi Kreativitas Siswa

Pegawai Disdikbud Kota Bandar Lampung saat menampilkan atraksi kesenian pada salah satu kegiatan yang digelar pemerintah kota setempat, beberapa waktu lalu. DOK

SMARTNEWS.ID — Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Hilmar Farid menyebutkan bahwa masih banyak sekolah di Indonesia belum memiliki guru kesenian.

Hal itu yang mendorong pihaknya meluncurkan program Seniman Masuk Sekolah beberapa waktu lalu. Program itu juga katanya sebagai peluang dan menjadi wadah bagi para seniman untuk berbagai ilmu kepada sekolah.

“Kita pertemukan teman-teman yang memiliki kemampuan dan keinginan untuk membagi apa yang mereka miliki dengan anak-anak yang belum memiliki guru kesenian,” ujar Hilmar seperti dikutip dari laman Kemendikbudristek, Sabtu (22/5/2021).

Hilmar menyebut, lebih dari 1.000 sekolah di Tanah Air yang kini telah memiliki program Seniman Masuk Sekolah, khususnya bagi daerah yang belum memiliki guru kesenian.

Program ini juga diharapkan mampu menciptakan sebuah hasil nyata berupa pementasan ataupun karya bersama yang nantinya dibuat oleh para seniman dan siswa-siswa di sekolah.

“Adanya program ini juga akan memberikan wadah kepada para siswa untuk membuka potensi mereka dalam mengasah kreativitas. Dan ini sukses karena kedua belah pihak saling membutuhkan,” ungkap Hilmar.

Belajar Bersama Maestro

Program lain dicanangkan Ditjen Kebudayaan adalah Belajar Bersama Maestro. Program ini memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki minat khusus di bidang kesenian untuk belajar dengan para maestro ternama di Indonesia.

“Jadi nanti mereka akan belajar langsung dari para ahlinya, tujuannya juga membuat anak-anak untuk melihat kehidupan seniman secara utuh,” masih kata Hilmar di kesempatan itu.

Digagasnya program Belajar Bersama Maestro, berawal dari keprihatinan akibat kurangnya regenerasi para maestro di Indonesia. Alasan lain juga karena anak-anak belum bisa melihat perjalanan hidup dari seorang maestro.

Harapannya, melalui program ini, anak-anak dapat memperlihatkan proses perjalanan seorang maestro. Dengan begitu, akan tumbuh semangat mereka dalam mengasah keahliannya di bidang kesenian,” terang dia.

Lebih lanjut Hilmar menjelaskan, dua kunci penting dalam menempuh proses seleksi dari kedua program tersebut. Pertama, minat dan komitmen sang anak. Anak yang ingin mengikuti seleksi ini diharuskan memiliki minat yang besar terhadap kesenian.

“Kedua adalah seberapa jauh sang anak menggunakan program ini untuk pengembangan diri. Dari sanalah akan terlihat seberapa besar komitmen yang dimiliki anak tersebut,” kata dia. (**)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close