ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID – Apa jadinya jika sebuah lapangan voli disulap menjadi pusat ekonomi desa? Inilah yang dilakukan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) di Desa Priangan Baru, Kecamatan Tanjung Raja, Lampung Utara. Dengan semangat inovasi dan gotong royong, mereka menginisiasi kembali pasar mingguan yang sempat tertunda selama hampir delapan tahun.
Program ini diinisiasi oleh mahasiswa KKN Unila yang terdiri dari M. Syauqi Alghozali, Aina Mardhiyah, Adria Laras Ramadhania, Ihsanuddin Fadillah, Aileen Novia Sukiyono, Meidiyana, dan Benaya, dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. La Zakaria, S.Si., M.Sc. Mereka bekerja sama dengan warga desa dan pemerintah setempat untuk merealisasikan program ini dengan mengusung slogan ’’Desa Mandiri, Generasi Beraksi’’.
Adapun pasar mingguan tersebut baru diresmikan pada Kamis, 07 Februari 2025 oleh Camat Martutiyana, SH., MM. Hal ini juga merupakan wujud nyata impian Kepala Desa Very Begsu yang telah direncanakan 7-8 tahun lalu.
Berdasarkan wawancara dengan Benaya, salah satu mahasiswa KKN yang terlibat dalam program ini, latar belakang pasar mingguan muncul karena kebutuhan warga terhadap pusat ekonomi lokal. Namun, keterbatasan lahan menjadi kendala utama.
“Dulu sulit mencari lokasi yang pas untuk pasar, tapi akhirnya kami menggunakan lapangan voli sebagai tempat awal. Solusi lainnya, kami memanfaatkan halaman warga dan jalan setapak untuk menampung lebih banyak pedagang,” jelas Benaya, Rabu, 12 Februari 2025.
Dengan keterbatasan tersebut, pasar berhasil menampung lebih dari 90 lapak dengan berbagai jenis dagangan seperti makanan, sayur, ikan, daging dan lain-lain.
Inisiatif ini mendapat respons luar biasa. Sebelum 31 Januari 2025, hanya 20 pedagang yang mendaftar. Namun, saat uji coba pertama pasar mingguan digelar, jumlahnya melonjak drastis. Banyak pedagang yang tertarik setelah melihat lokasi strategis pasar, yang berada di jalur utama desa. Selain itu, pedagang membagikan pengakaman menarik di Facebook dan WhatsApp dan menjadi salah satu faktor pedagang baru tertarik untuk bergabung.
Tak hanya pedagang, warga desa pun menyambut pasar ini dengan antusias. Sebelumnya, mereka harus berbelanja ke pasar di Kota Bumi atau Bukit Kemuning. Kini, mereka punya pilihan lebih dekat dan lebih nyaman.
“Pasar ini sangat membantu, warga tidak perlu jauh-jauh lagi untuk belanja kebutuhan sehari-hari, dan setidaknya mereka memiliki pilihan pasar yang lebih strategis, serta besar harapan mereka bahwa pasar ini memiliki potensi untuk memajukan desa.” tambah Benaya.
Selain itu, beberapa warga yang sebelumnya tidak memiliki usaha pun kini mulai berdagang, menunjukkan dampak ekonomi yang positif dari keberadaan pasar ini.
Adapun profil pedagang yang tergabung per 07 Februari 2025 sebanyak 18,3 % yang berasal dari Desa Priangan baru dan sisanya dari luar desa.
Dari sisi pengelolaan, pasar ini melibatkan karang taruna sebagai pengelola utama. Struktur organisasi telah dibentuk, terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, serta seksi parkir, kebersihan, dan keamanan. Dengan sistem retribusi ringan sebesar Rp5.000 per lapak per minggu, dana yang terkumpul digunakan untuk pengelolaan dan pemeliharaan pasar.
Kendala lain yang dihadapi adalah infrastruktur, seperti lahan parkir dan sanitasi. Saat ini, parkir masih menggunakan lahan warga, sementara fasilitas sanitasi mengandalkan toilet yang tersedia di rumah-rumah warga sekitar. Untuk mengatasi keterbatasan ini, kepala desa telah merencanakan pembelian lahan khusus untuk pasar di masa depan, yang nantinya diharapkan menjadi pusat ekonomi desa yang lebih besar.
Dengan semangat mahasiswa KKN Unila dan dukungan warga setempat, pasar mingguan Desa Priangan Baru bukan sekadar tempat berdagang, tapi juga menjadi simbol kebangkitan ekonomi desa. Sebuah pasar rakyat yang hidup, transaksi yang ramai, dan warga yang bersemangat, itulah gambaran terkini Desa Priangan Baru. Selama bertahun-tahun, impian membangun pasar mingguan tertahan karena berbagai kendala, terutama keterbatasan lahan.
Dengan perencanaan matang dan kolaborasi yang erat, pasar ini berpotensi menjadi pusat ekonomi yang terus berkembang, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan membuka peluang usaha baru bagi warga setempat.
Mahasiswa KKN desa Priangan Baru berharap keberlanjutan pasar minggu ini tetap berjalan tanpa kehadiran mereka secara langsung.
”Kami berharap pasar mingguan dapat dilanjutkan meskipun tidak ada mahasiswa KKN yang hadir secara langsung, dan untuk karang taruna dapat menjalankan pasar minggian dengan baik sehingga desa Priangan Baru semakin maju sesuai dengan slogan kita ’’Desa Mandiri, Generasi Beraksi.” tutupnya. (***)