SMARTNEW.ID – Dengan memadukan unsur budaya daerah Lampung disetiap produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), merupakan salah satu cara untuk melestarikan adat budaya daerah Lampung. Bahkan, dengan perpaduan kedua unsur tersebut bisa menjadikan usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Hal itu, menjadi Komitmen bagi Owner Warkop WAW Lamban Gunung Bandar Lampung Wendy Melfa yang mempromosikan setiap produk UMKM dengan memasukkan unsur budaya daerah Lampung.
Salah satu politisi senior Partai Golongan Karya (Golkar) Wendy Melfa ini mengatakan, seperti halnya pepatah “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”. Oleh karenanya, menjadi kewajiban bagi masyarakat yang ada di Lampung untuk mengembangkan dan melestarikan adat budaya Lampung, terlepas dari suku, agama dan lainnya.
“kita tinggal di Lampung, jadi sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menjaga, melestarikan adat budaya daerah Lampung. Salah satu caranya dengan menjadikan produk-produk UMKM dengan memasukkan unsur budaya dan ciri khas daerah Provinsi Lampung,”kata Wendy Melfa yang juga Dewan Pakar PMW KAHMI Lampung dan Dewan Pakar ICMI Orwil Lampung. Sabtu, 13 Oktober 2023
Salah satu usaha yang di lakukan oleh Wendy Melfa, melalui usaha kuliner dan UMKM yang dikelolanya selama ini yakni dengan mempromosikan salah satu makanan ciri khas kue warisan budaya Lampung yakni Buwak Tat. Dimana, Buwak Tat ini merupakan makanan ciri khas dari daerah pesisir Lampung salah satunya dari Kabupaten Lampung Barat, yang memiliki citarasa yang lezat dan enak.
“Jadi kalau menikmati kue-kue khas yang memang bagian dari budaya adat istiadat Lampung, bukan hanya soal menikmati kuenya, atau menghargai usaha UMKM-nya, tapi juga bagian dari rasa cinta terhadap budaya. Sai lapah, khua laju. Makan kuenya enak, melestarikan budayanya jalan juga dong,” terang Caleg DPR RI nomor Urut 5 Partai Golkar dari Dapil Lampung 1 itu.
Diketahui, Buwak Tat atau sering juga disebut ‘Buak Tat’, Buak berarti Kue dan ‘Tat’ nama dari kue tersebut. Melansir dari berbagai sumber, kata ‘Tat’ sebenarnya berasal dari jenis kue Kaplertat yang dikenalkan Belanda pada masa penjajahan di bagian Barat dari Provinsi Lampung hingga kawasan Bengkulu.
Itulah sebabnya, ada pula kue yang bentuk dan rasanya sama dengan Buak Tat di Bengkulu atau kawasan lainnya yang berdekatan dengan provinsi Lampung. Sedangkan masyarakat di pesisir Lampung kemudian menyebutnya secara praktis menjadi ‘Tat’. (AL/sbr.rdrcom.id)