Humaniora

Disdikbud Pastikan KBM Tatap Muka di Sekolah Sesuai Protokol Kesehatan

Plt Kepala Disdikbud Kota Drs. Sukarma Wijaya, Sekretaris Eka Afriana, S.Pd., M.Si, serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkot dan Disdikbud, saat menyerukan salam tolak Covid-19, usai silaturahmi di Disdikbud belum lama ini. (Foto: Benny Atori)

SMARTNEWS.ID – Tidak lama lagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim, akan mengumumkan mekanisme dan syarat pembukaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.

Namun, pembukaan sekolah dimasa pandemi virus corona (Covid-19) pada suatu daerah, terlebih dahulu memeroleh rekomendasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Bila Kota Bandar Lampung menjadi daerah yang membuka sekolah, pemerintah kota setempat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sudah menyiapkan langkah dan skenario yang perlu dilakukan.

Seperti dikatakan Sekretaris Disdikbud Kota Eka Afriana, S.Pd., M.Si, Selasa (2/6/2020), menyikapi wacana masuk sekolah pada jenjang SD dan SMP di Bandar Lampung, pada 13 Juli mendatang.

Masuk sekolah di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, kata dia, sekolah wajib menerapkan protokol kesehatan penanganan Covid-19, serta menyiapkan sarana kesehatan pendukung.

Menurutnya seperti alat pendeteksi suhu tubuh, tempat cuci tangan dengan air bersih mengalir disertai sabun, handsanitizer, masker, serta menyediakan alat pelindung diri (APD) di klinik sekolah.

“Jadi sebelum siswa masuk ke kelas, petugas sekolah wajib mengecek suhu tubuh dengan termometer, meminta cuci tangan dengan sabun dan mengenakan masker. Termasuk guru-gurunya,” ujarnya.

Bila semua itu telah dilakukan dan dipastikan aman sesuai standar kesehatan, lanjut dia, siswa baru dibolehkan ke kelas. “Ini dilakukan semata-mata mengantisipasi penularan Covid-19, katanya.

Wacana selanjutnya, kata dia, proses KBM tidak setiap hari diikuti semua kelas. Melainkan per dua hari hanya diikuti pertingkat kelas. “Seperti Senin dan Selasa yang masuk siswa kelas 1, Rabu dan Kamis kelas 2, Jumat dan Sabtu bagi kelas 3, dan seterusnya,” ujar dia.

Sementara masih kata dia, dalam setiap kelas maksimal berisi 10 – 15 siswa. Sedangkan proses KBM setiap hari paling lama dilakukan empat jam dan tanpa istirahat.

“Hal itulah yang akan kami simulasikan pada awal masuk sekolah nanti. Baik pada jenjang SD maupun SMP. Tentunya penerapan itu dengan pengawasan protokol kesehatan secara ketat,” ujar dia.

Sedangkan siswa yang lain, tambah dia, tetap melaksanakan KBM secara dalam jaringan (daring) atau online dari rumah masing-masing. “Ini dilakukan agar tidak ada kerumunan di sekolah,” kata dia. (YUS)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close