Perguruan Tinggi

Mahasiswa Fisip Unila Rafly Magang Pelestari Kebudayaan Beragam MSIB Batch Lima 2023

Rafly Ghanyy (kiri). ISTIMEWA

SMARTNEWS.ID – Kebudayaan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Melalui kebudayaan, suatu masyarakat dapat memperoleh identitasnya, mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi berikutnya, dan menciptakan keberagaman yang kaya dan menarik.

Alasan inilah yang membuat Rafly Ghanyy mengikuti Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) batch lima tahun 2023. Rafly melakukan magang selama satu semester di mitra Direktorat Perlindungan Kebudayaan pada Bidang Asisten Pendata Objek Pemajuan Kebudayaan.

Rafly ditempatkan pada Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Provinsi Bengkulu dan Lampung. Ia bertugas sebagai asisten pendata yang mendata objek warisan budaya tak benda di lima kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.

“Saya tertarik pada peran ini karena percaya bahwa pemajuan kebudayaan penting dalam menjaga keragaman dan kekayaan budaya suatu masyarakat. Sebagai asisten pendata, saya memiliki kesempatan untuk terlibat dalam proses pengumpulan data mengenai objek-objek pemajuan kebudayaan, seperti warisan bersejarah, tradisi lokal, dan warisan seni,” jelasnya.

Secara rinci Rafly bertugas untuk melakukan empat upaya seperti perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan, serta melakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia kebudayaan.

Ia menjelaskan, untuk kegiatan pelindungan, mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP Unila ini  melakukan pendataan objek pemajuan, pendokumentasian, pemutakhiran data, revitalisasi, publikasi, dan melengkapi dokumen usul penetapan warisan budaya tak benda, yang akan dimasukkan pada sistem data pokok kebudayaan (Dapobud).

Untuk kegiatan pengembangan, ia melakukan kegiatan seperti diseminasi, diaspora, membuat kajian ilmiah dan metode-metode kajian, serta pengayaan keragaman dengan aspek asimilasi, adaptasi, inovasi, dan akulturasi.

Selanjutnya pada kegiatan pemanfaatan, ia melakukan internalisasi nilai budaya, inovasi, peningkatan adaptasi menghadapi perubahan, komunikasi lintas budaya, dan kolaborasi antarbudaya.

Kemudian pada pengolahan objek pemajuan kebudayaan (OPK) menjadi produk industri, perdagangan dan pariwisata dengan tetap memperhatikan, menjaga nilai keluhuran, serta kearifan unsur-unsur kebudayaan terkait, sekaligus diplomasi budaya dan peningkatan kerja sama internasional di bidang kebudayaan.

Dalam kegiatan pembinaan, Rafly turut serta melakukan sosialisasi kebijakan bidang kebudayaan seperti sosialisasi pendataan OPK, bimbingan teknis pengelolaan OPK, pembekalan teknis pendokumentasian, registrasi lembaga dan pranata kebudayaan, serta fasilitasi dan kemitraan, antara lain membantu verval usulan, pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarpras, dan publikasi di media.

“Magang sebagai asisten pendata objek pemajuan kebudayaan merupakan kesempatan luar biasa bagi saya untuk terlibat secara aktif dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan. Magang ini akan menjadi peluang berharga bagi saya untuk memperluas pemahaman tentang aspek teknis dan administratif terkait pemajuan kebudayaan,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu pula Rafly mengungkapkan keinginannya berkontribusi dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai budaya mereka sendiri dan mempromosikan toleransi serta penghargaan terhadap kebudayaan yang berbeda.

Ia juga ingin merancang program edukasi dan kesadaran masyarakat yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara manusia dan kebudayaan.

“Saya siap untuk belajar, berkolaborasi, dan berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan berkelanjutan, sehingga generasi mendatang dapat terus menikmati dan menghargai keberagaman budaya yang kita miliki,” ungkapnya antusias.

Dengan segudang pengalaman berharga di Program MSIB batch lima, Rafly yakin dapat lebih memahami proses kerja di lapangan secara mendalam. Lewat program ini, mahasiswa angkatan 2021 itu juga memperoleh pengetahuan lebih mendalam tentang berbagai aspek kebudayaan, seperti seni, tradisi, bahasa, dan adat istiadat masyarakat.

Di sisi lain, dengan banyaknya interaksi yang ia lakukan secara langsung menjadi kesempatan baginya belajar cara berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait. Termasuk dengan masyarakat lokal, para ahli kebudayaan, dan rekan magang lainnya. Keterampilan ini sangat membantunya mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal.

Lebih jauh Rafly menceritakan, ia akan terlibat dalam proses penelitian untuk mengumpulkan data terkait objek pemajuan kebudayaan. Keterlibatannya dalam penelitian diharapkan dapat memperkuat pemahaman dan keterampilannya dalam melakukan penelitian.

Program MSIB batch lima menjadi pengalaman berkesan bagi Rafly. Selain untuk meningkatkan kapasitas diri, ia mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif melestarikan budaya dan mengedukasi pentingnya menjaga nilai-nilai budaya ke masyarakat.

“Magang memberikan saya kesempatan untuk membangun jaringan profesional di bidang kebudayaan. Saya juga belajar proses administrasi terkait pemajuan kebudayaan serta belajar cara mengelola waktu dengan efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan,” katanya. (***)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close