Tampak depan SDN 1 Pinang Jaya Bandar Lampung. DOK
SMARTNEWS.ID – Baru-baru ini SDN 1 Pinang Jaya Bandar Lampung, diberitakan salah satu media online lokal di Lampung diduga telah melakukan pungutan liar (pungli) terhadap wali murid.
Dalam pemberitaan itu disebutkan bahwa para wali murid sekolah tersebut diminta iuran sukarela sebesar Rp5 ribu – Rp20 ribu per siswa per bulan bulan dengan bukti kartu iuran sukarela oleh sekolah.
Terkait hal tersebut, Kepala SDN 1 Pinang Jaya, Rika Aprilia, M.Pd, membantah dengan tegas atas pemberitaan tersebut. Ia mengaku bahwa pemberitaan itu adalah tidak benar.
“SDN 1 Pinang Jaya tidak pernah meminta iuran sukarela kepada siswa sekolah. Pemberitaan yang muncul itu hoaks,” tegas Rika saat dihubungi media ini, Kamis, 7 September 2023.
Atas pemberitaan tersebut, ia merasa nama baiknya selaku kepala sekolah dicemari, sebab aktivitas dugaan iuran sukarela tersebut tidak diketahuinya.
Bahkan, Rika mengimbau kepada pihak-pihak yang telah menyudutkannya untuk segera bertobat dan kembali di jalan yang benar dan meminta maaf kepada keluarga besar SDN 1 Pinang Jaya.
“Setelah mendapati berita itu, saya langsung kumpulkan seluruh wali murid. Ternyata iuran sukarela itu dilakukan wali murid kelas 1a, termasuk pembuatan kartunya. Hal ini juga tanpa diketahui sekolah dan komite,” kagetnya.
Berdasar hasil pertemuan bersama wali murid, katanya, iuran sukarela itu muncul setelah disepakati oleh para wali murid kelas 1a, di luar lingkungan sekolah.
Adapun iuran disepakati sebesar Rp5 ribu per siswa per bulan dan dihimpun melalui bendahara paguyuban kelas 1a, Sandariya. “Ini juga sudah disepakati ketua paguyuban kelas 1a Ibu Novi,” katanya.
Namun herannya, justru ihwal tersebut diduga disampaikan oleh salah satu ibu dari siswa kelas 1a inisial R terhadap salah satu wartawan media online yang juga teman dari suaminya itu.
“Saya juga heran, padahal Bundanya R sudah mengetahui mengenai iuran paguyuban itu. Namun justru diceritakan oleh suaminya kepada wartawan. Akhirnya membuat gaduh di lingkungan sekolah,” sesalnya.
Atas pemberitaan yang telah beredar di masyarakat, ia mengimbau kepada wali murid yang tergabung dalam paguyuban kelas 1a untuk menghentikan kegiatan iuran sukarela tersebut.
“Kemarin saat rapat bersama wali murid saya sudah meminta dihentikan kegiatan iuran. Seandainya hal itu masih terjadi, itu bukan menjadi tanggung jawab sekolah,” tegasnya. (***)