Opini
Guru SMPN 27 Bandar Lampung Ciptakan Alat Pendeteksi Sampah Organik – Nonorganik
oleh:
Nur Huda Budi Pamungkas, M.Kom
Guru SMP Negeri 27 Bandar Lampung
SMARTNEWS.ID – Perkembangan di zaman era globalisasi dan teknologi di bidang mikrokontroler dan sensor berdampak kepada kehidupan manusia. Banyak sekali lahir berbagai inovasi teknologi baru dan terbarukan yang semuanya ditujukan untuk mempermudah dan membantu aktivitas manusia.
Dengan perkembangan teknologi mikrokontroler dan sensor melahirkan alat bantu untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Dasar hukum perlunya kita menjaga dan mengedukasi masyarakat peduli akan sampah UU No.18 Tahun 2008 tantang Pengelolaan Sampah, PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, PP 27 Tahun 2020 tentang pengelolaan Sampah Spesifik, Perpres No. 97 Tahun 2017, Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, Permen LH No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah, S.114/MENLHK/SETJEN/SET.1/5/2024 tentang Pedoman Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia Tahun 2024.
Upaya sekolah membantu mengedukasi lingkungan sekolah baik pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik dan berharap ini bisa menularkan budaya yang positif baik di lingkungan keluarga,sekolah dan masayarakat tempat tinggal dengan membuat alat inovasi pemilah sampah otomatis organik dan sampah anorganik.
Tercampurnya sampah logam dan nonlogam di satu wadah tempat sampah,yang berdampak kepada menurunnya kualitas lingkungan. Dengan melakukan pengolahan sampah seperti pemilahan sampah, proses daur ulang sampah dan memanfaatkannya, diharapkan mampu mengurangi masalah-masalah dimasyarakat kita. Kondisi sampah yang ada di lingkungan di sekitar kita, saat ini sampahnya masih dalam kondisi tercampur jenisnya, belum dilakukan pemilahan sampah.
Sehingga menjadi masalah ketika dilakukan daur ulang. Alat ini dapat membantu mengedukasi memilah jenis sampah logam dan non logam untuk memudahkan proses recycle pada sampah yang masih bisa digunakan atau didaur ulang secara efisien sebelum sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Jika kondisi sampah tercampur jenisnya dan sudah sampai di TPA akan lebih sulit untuk proses daur ulang karena akan membutuhkan waktu dalam pemilahan sampah dan juga akan mempengaruhi kualitas sampah yang masih dapat didaur ulang.
Dengan adanya alat ini diharapkan dapat membantu para aktivis peduli lingkungan maupun Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memanfaatkan sampah untuk didaur ulang dan dijadikan suatu produk. Sampah organik dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos maupun bio gas. Sedangkan sampah anorganik dan metal dapat didaur ulang dengan cara percetakan maupun peleburan kembali tanpa mengurangi kualitas sampah tersebut. (***)
Karya ini merupakan salah satu inovasi teknologi dari Kota Bandar Lampung yang akan dilombakan dalam indeks inovasi daerah jenjang SMP digelar Kementerian Dalam Negeri.