Ruwa Jurai

Sosialisasi Edukasi Damai di SMAN 6 Metro Mengkampanyekan Antiradikalisme

DOK SMAN 6 METRO

SMARTNEWS.ID – Duta Damai BNPT RI Regional Lampung melanjutkan program goes to school untuk sosialisasi edukasi damai dan kampanye antiradikalisme ke sekolah-sekolah di Provinsi Lampung. Kali ini ke Kota Metro, tepatnya ke SMA Negeri 6 Kota Metro, pada jumat, 30 September 2022.

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Duta Damai Lampung, Hery Miftah, didampingi anggota Duta Damai Metro Fiko Mahardhika, Briliantino dan Kadek Ardayana. Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan upacara dengan dihadiri seluruh warga sekolah. Para siswa SMA Negeri 6 Metro terlihat begitu antusias.

Hery Miftah selaku pemateri menyampaikan tentang arti radikalisme, baik secara etimologi dan terminologi.

“Secara etimologi, radikalisme berasal dari radikal. Kata radikal berasal dari bahasa Latin, radix atau radici. Radix dalam bahasa Latin berarti akar. Istilah radikal mengacu pada hal-hal mendasar, prinsip-prinsip fundamental, pokok soal, dan esensial atas bermacam gejala,” ujarnya.

Dalam konsep sosial politik, katanya, radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan penjebolan terhadap suatu sistem masyarakat sampai ke akarnya.

“Radikal ini tidak selalu berkonotasi negatif ya, ada juga untuk hal yang positif. Tapi yang kita bicarakan saat ini adalah radikalisme yang negatif, yang menjurus pada ekstrimisme kekerasan dan terorisme,” katanya.

Kemudian materi selanjutnya adalah adalah ciri-ciri radikalisme. Hery Miftah menyebutkan beberapa ciri-ciri radikalisme, diantaranya Intoleransi, eksklusifisme, dan takfiri (mudah mengkafirkan). Materi ciri-ciri radikalisme tersebut dilafalkan dalam bentuk lagu dan dinyanyikan bersama-sama. Para siswa terlihat sangat gembira dengan kegiatan ini.

Kepala SMA Negeri 6 Kota Metro, Sunarti, M.Pd, menyatakan senang dan menyambut baik dengan adanya sosialisasi edukasi damai tersebut. Katanya, para generasi muda dituntut untuk menghargai perbedaan, manusia yang mencintai kasih sayang, dan manusia yang benci berbuat kerusakan. Dengan demikian, secara berangsur-angsur akan dapat memutus gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Lebih lanjut Sunarti menyampaikan bahwa perlu menyadari pentingnya pendidikan anti radikal bagi anak Indonesia. Langkah yang bisa diambil di antaranya melakukan sosialisasi mengenai radikalisme dan terorisme.

Menanamkan paham anti radikalisme dan terorisme ke peserta didik akan membangun pola pikir anak hingga dewasa kelak. “Kita juga harus menanamkan rasa nasionalisme pada peserta didik agar mereka menyadari sejak dini bahwa mereka adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu mereka juga menyadari bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan membawa Indonesia menjadi Negara yang aman, damai, dan tenteram,” tandasnya. (SUNARTI)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close