ISTIMEWA
SMARTNEWS.ID – Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan acara bedah buku Indonesia Naik Kelas yang berlangsung di ruang sidang utama lantai dua, pada Rabu, 26 November 2025.
Kegiatan turut dihadiri Rektor dan para wakil Rektor Unila, Perwakilan Pemerintah Provinsi Lampung, Danrem 043, perwakilan Kepala Kepolisian Daerah Lampung, Ketua Senat, para Dekan dan Direktur Pascasarjana, serta sivitas Akademika Unila.
Rektor dalam sambutannya menyampaikan kehadiran buku “Indonesia Naik Kelas” menjadi salah satu kontribusi intelektual yang sangat relevan, terutama di tengah tuntutan percepatan transformasi bangsa.
Rektor menambahkan, buku ini tidak hanya menyajikan gagasan konseptual, tetapi juga peta jalan praktis mengenai bagaimana Indonesia dapat meningkatkan daya saing, memperkuat kapasitas sumber daya manusia, serta memastikan pembangunan berjalan inklusif dan berkelanjutan.
“Saya berharap kegiatan bedah buku hari ini dapat menjadi ruang diskusi yang terbuka, sebagai tempat kita menguji gagasan, mempertajam perspektif, dan merumuskan langkah konkret yang bisa diadopsi dalam konteks akademik maupun kebijakan,” ujarnya.
Dalam acara ini turut menghadirkan Dr. Dany Amrul Ichdan selaku narasumber pada acara ini yang membahas mengenai delapan akselerator hilirisasi yang Distinctive, Adaptive, dan Inclusive (DAI) menuju pertumbuhan ekonomi 8%.
Buku Indonesia Naik Kelas bertujuan untuk meningkatkan daya saing, memperkuat kapasitas sumber daya manusia, serta memastikan pembangunan berjalan inklusif dan berkelanjutan.
Bagian penting lainnya adalah strategi product-space walking, yakni industrialisasi bertahap lewat produk yang saling berdekatan, misalnya hilirisasi sawit ke oleochemical hingga industri farmasi, hilirisasi nikel ke stainless steel hingga industri perkapalan, serta pemanfaatan mineral kritis untuk energi baru terbarukan (EBT).
Buku Indonesia Naik Kelas memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana Indonesia dapat keluar dari stagnasi pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi, inovasi, dan kebijakan industri yang terarah.
Selain itu, sesi ini bermanfaat untuk membuka cara pandang baru tentang peran kepemimpinan visioner, sinergi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan perlunya konsistensi eksekusi kebijakan agar Indonesia dapat bersaing di tingkat global. (***)