Nasional & Internasional

Catatan Guru Lampung Ikuti Pelatihan di Tiongkok (Habis)

Maya Trisia Wardani, S.Si., M.M - Guru IPA SMPN 33 Bandar Lampung

Pada pekan ketiga di Republik Rakyat Tongkok, rombongan guru asal Indonesia yang mengikuti Training Program in China for Excellent Teachers of MOEC Republik of Indonesia, kami mengunjungi Museum Raja Chu dan peradaban Budaya Dinasti Han (King Chu’s Mausoleum, Scenic spot of Han Culture).

Di sana kami mempelajari banyak hal terkait pengetahuan kebudayaan di Tiongkok. Kunjungan pertama kami mendatangi Guishan Han Tomb (Pemakaman Keluarga Dinasti Han). Makam tersebut adalah makam ke-6 Raja Chu (bergelar Raja Xiang) dari Dinasty Han. Liu Zhu dan sang istri dimakamkan bersama.

Makam itu ditemukan pada tahun 1981 oleh penduduk setempat. Semula tempat ini merupakan istana yang dibangun di bawah tanah. Terdapat dua jalan utama, dua gang, 15 ruangan dan pintu-pintu antar ruangan. Kompleks makam memiliki diameter timur ke barat 83 meter, dan 33 meter dari utara ke selatan.

Makam ini tergolong bangunan kuno temuan yang memiliki presisi amat baik di dunia. Di bagian dalamnya terdapat sistem drainase berupa lekukan seperti saluran air di sisi bawah dinding. Hal ini membuat air yang menetes dari bagian atas bisa mengalir ke luar dengan baik.

Di beberapa ruangan bahkan ada lubang khusus untuk menampung air resapan dari atas. Pada ruangan depan terdapat tiang utama yang diperkuat dengan logam dan dilapisi kayu. Ruangan utama juga telah menggunakan rangka kayu dan atap genteng.

Pada masa itu, raja dan istrinya memiliki ruangan dan jalan masing-masing. Di antara kedua bagian tersebut terdapat internal doorway yang menghubungkan ruangan keduanya. Selain itu terdapat ruangan-ruangan lain, seperti dapur, ruang untuk alat musik, dan ruang untuk kuda dan kereta.

Setelah direhabilitasi, kompleks bangunan telah dilengkapi dengan sistem penerangan dan ventilasi udara. Bagian pijakan kaki pada pintu masuk bangunan telah ditinggikan dengan lantai kaca yang transparan, sehingga pengunjung dapat melihat batuan asli pada bagian bawah bangunan.

Imperial Edicts Museum

Kunjunga berikutnya kami mengunjungi Xuzhou Imperial Edicts Museum. Museum tersebut adalah satu-satunya museum arsip kekaisaran di China yang dikelola pribadi (swasta). Memiliki lebih dari 30.000 barang koleksi, terkumpul dari 10 generasi Dinasti Ming dan Qing dari zaman kekaisaran Shunzhi –kaisar Qing yang pertama hingga kekaisaran Puyi yang terakhir.

Pada bagian tengah museum ini terdapat singgasana kaisar yang digunakan pada masa lampau. Terbuat dari kayu mahoni dengan ukiran naga pada bagian sandaran tangan. Singgasana dilapisi emas untuk menunjukkan kekuasaan kaisar. Ukiran naga yang dibuat besar dan rumit melambangkan kehormatan dan kemuliaan kaisar.

Selain mengoleksi maklumat-maklumat kerajaan, museum ini juga memiliki kertas-kertas jawaban dan soal dari ujian kekaisaran, lengkap dengan kertas catatan berisi tulisan tangan sangat kecil, yang kabarnya ditulis dengan menggunakan 3 helai bulu tikus.

Museum juga memiliki koleksi pakaian dari masa ke masa dari zaman dinasti Qing. Pada masa itu pakaian merupakan simbol status sosial, sehingga setiap dinasti dibedakan dengan detil warna, corak dan gaya pakaian berdasarkan kelompok dan kasta.

Pada masa awal dinasti Qing pakaian antara orang Manchu dan orang Han sangat jauh berbeda. Perbedaan terutama pada corak bordir, yang tampak jelas pada pakaian wanita. Seiring dengan kemajuan industri tekstil saat itu, pakaian dinasti Qing memiliki ciri khas gaya yang rumit dan penuh warna.

Bagi sejarah pakaian di China, dinasti Qing merupakan periode yang penting yang mengubah gaya pakaian tradisional ‘longgar dengan tali di pinggang’ ke dalam pakaian kontemporer.

Exploration and Practice of Basic Education in Tongcheng Wendu

Pada pekan ketiga ini, juga kami mempelajari tentang Exploration and Practice of Basic Education in Tongcheng, Wendu. Sekolah Tongcheng adalah sekolah yang didominasi oleh literasi atau kebudayaan Dinasti Qing selama hampir 200 tahun.

Terkenal sebagai sekolah yang memiliki prestasi di bidang puisi, seni gambar, peneliti, penulis, serta ilmuwan yang juga disebut sebagai sekolah ensiklopedi abad ke 17. Sekolah Tongcheng telah banyak mendapatkan penghargaan di bidang pengembangan pendidikan, social dan ekonomi.

Di sana kami mendapatkan materi tentang “Understanding of Chinese Tea Culture”, yaitu informasi mengenai Pemahaman Kebudayaan Teh China. Pematerinya adalah Shengbing Zhu, seorang konsultan kebudayaan pada Asosiasi

Penelitian Budaya Teh di Xuzhou, China, Konsultan Pelatihan dan Upacara Teh di Akademi Pengcheng, serta General Manager Perusahaan Qihong Xuzhou. Masyarakat China memandang tinggi peradaban kebudayaan teh.

Sebagai salah satu andalan kebudayaan China, tata cara menghidangkan serta pembuatannya diatur sedemikian rupa sehingga meminum teh, bukan sekedar memasukkan air ke dalam tubuh, tetapi lebih daripada itu, yaitu melatih kesabaran, ketekunan, penghargaan kepada tamu hingga melestarikan budaya lokal. Upacara meminum teh ini selalu dilakukan saat acara menyambut para tamu kenegaraan ataupun tamu yang dihormati.

Mr. Shengbing Zhu mengungkapkan kebesaran budaya teh ini dengan ujaran; “Untuk menikmati hidup, dan menjelajahi dunia, Orang China mendapatkan inspirasi dari Teh”. Juga “ Upacara meminum teh adalah jalan komersial, sementara jalan komersial adalah cara menuju surga”. Hal ini menampakkan bahwa budaya meminum teh telah memasuki dimensi spiritual dan kejiwaan bagi masyarakat China.

The Secondary and Middle School Affiliated to CUMT.

Masih di pekan ketiga ini kami mengunjungi Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas Binaan CUMT (China University of Mining and Technology). Visit School : The Secondary and Middle School Affiliated to CUMT, yaitu sekolah binaan Universitas Pertambangan dan Energy China.

Sebagai sekolah binaan dari Universitas ternama di China, sekolah yang terdiri dari kelas setingkat SMP dan SMA ini,  telah mengembangkan tradisi untuk selalu meningkatkan kualitas diri para siswanya melalui pendidikan yang menyenangkan.

Saat ini sekolah telah meluluskan siswa sebanyak 20.000 alumni yang telah berkontribusi pada banyak bidang pekerjaan. Sekolah itu merupakan salah satu sekolah terbaik di Provinsi Xuzhou, dan berfokus pada peningkatan segala aspek yang ada di diri siswa.

Untuk tingkat Secondary atau setingkat SMP, sekolah menerima siswa berusia 7 hingga 12 tahun, yang sebelumnya telah melalui ujian seleksi masuk yang ketat. Kegiatan atau even yang berbeda selalu ditawarkan untuk memberi kesempatan siswa agar dapat menampilkan kemampuan diri serta mengembangkan bakat nya dibidang akademik, budaya, sosial maupun olahraga.

Festival seni yang diadakan setiap tahun, menjadi agenda tetap bagi para siswa untuk dapat tampil di depan umum. Para siswa juga diberi kesempatan untuk bergabung dalam kegiatan ekstra kurikuler seperti kaligrafi, literasi, serta robotik untuk menunjukkan bakat mereka.

Selama ini, sekolah telah menjalin kerjasama di bidang pendidikan melalui program pertukaran pelajar dengan negara Australia dan Amerika Serikat. Telah lebih dari 300 siswa dan para guru yang dikirim ke luar negeri untuk tugas belajar maupun pertukaran pelajar.

Kemudian, telah ada sekitar 100 guru dan siswa yang berasal dari luar negeri yang mengunjungi sekolah ini, untuk melaksanakan perbandingan atau study banding dengan pendidikan di sini. Saat berkunjung ke sekolah ini, mereka melakukan lesson studi atau percontohan pembelajaran pembelajaran, tentang Reaksi Kimia.

Metode yang digunakan adalah demonstrasi penggunaan alat pemisahan zat cair dan perubahan warna sesuai pH (derajat keasaman) oleh guru, dan siswa melakukan percobaan sederhana pencampuran ekstrak pewarna alami dari kol ungu menggunakan berbagai macam zat kimia sebagai pelarutnya.

Pembelajaran menggunakan cara yang sederhana, tetapi yang istimewa adalah sang guru yang tampaknya sedang mengajar di satu kelas, sebenarnya mengajar di 3 kelas. 2 kelas mendapatkan materi dari si guru melalui tele-conference.

Terdapat dua layar monitor di depan kelas, Monitor pertama berisi materi pembelajaran, dan monitor kedua berisi penayangan 2 kelas yang berbeda. Sangat jelas adanya implementasi teknologi maju dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dipandang efektif, karena dapat menghemat waktu dan tenaga, baik bagi guru maupun siswa dalam proses pembelajaran.

Sekolah yang memiliki misi “Persatuan, Peningkatan Kualitas, Kebenaran/Keadilan dan Inovasi,” ini memiliki program belajar yang dirancang untuk pembelajaran berkelanjutan atau long life education yang berlandaskan pada tradisi China dan kecintaan akan tanah airnya.

Disetiap sekolah yang kami kunjungi, dan juga menarik perhatian adalah bahwa tidak disediakan kursi bagi para guru. Dalam satu kelas, rata-rata siswa berjumlah 50 orang, dengan satu guru yang saat proses pembelajaran berlangsung tidak pernah duduk. Ini pun merupakan tradisi yang terus dijaga oleh mereka.

Kunjungan kami di sekolah, ditutup dengan sambutan dari kepala sekolah, yang mengatakan bahwa karakter siswa dapat dibentuk oleh seorang guru yang memiliki cinta kasih. Karena dengan cinta kasih, maka segala jenis pengetahuan akan sampai kepada para siswa.

Dengan berakhirnya kegiatan Visit School to  Secondary and Middle School Affiliated to CUMT, maka berakhir pula rangkaian kegiatan pelatihan bagi guru Indonesia yang bertajuk “Training Program in China for Excellent Teachers of MOEC Republik of Indonesia”.

Kegiatan yang diadakan dari tanggal 3 sampai dengan 23 Maret 2019 di Jiangsu, Republik Rakyat Tiongkok ini, memberi harapan dan semangat baru bagi kami, para guru peserta pelatihan untuk terus meningkatkan kreativitas dalam pengaplikasian STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) pada pembelajaran.

Aplikasi STEM ini tidak dilakukan secara terpisah-pisah, melainkan telah ter-integrasi dalam setiap lintas bidang ilmu  dan yang terpenting dari itu semua bahwa untuk pondasi dasar pendidikan, harus tetap mengedepankan nilai budaya dan karakteristik adat istiadat Indonesia yang penuh dengan nilai tata krama dan pemaknaan berbagai filosofi kehidupan.

Terimakasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas realisasi program unggulan yang sangat bermanfaat. Semoga hal ini memberikan sumbangsih kebaikan dan kemajuan bagi pendidikan Indonesia.
(#guru_Indonesia_agen_perubahan)
(#bangga_menjadi_guru)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close